Saturday, March 30, 2013

Ujian Mid Semester Hadis Dakwah


Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga
Ujian Mid Semester Genap Tahun Akademik 2012-2013

Dosen Prngampu         : M. Fajrul Munawir, M. Ag
Mata Kuliah                : Hadis Dakwah
Semester                      : II KPI ABCD
________________________________________________________________________
Perintah: Mengahafkan sanad, matan  hadis dan terjemahnya

1.      Kewajiban dan Metode Dakwah   


صحيح مسلم - (ج 1 / ص 167(
 حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ كِلَاهُمَا عَنْ قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ عَنْ طَارِقِ بْنِ شِهَابٍ وَهَذَا حَدِيثُ أَبِي بَكْرٍ قَالَ أَوَّلُ مَنْ بَدَأَ بِالْخُطْبَةِ يَوْمَ الْعِيدِ قَبْلَ الصَّلَاةِ مَرْوَانُ فَقَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ فَقَالَ الصَّلَاةُ قَبْلَ الْخُطْبَةِ فَقَالَ قَدْ تُرِكَ مَا هُنَالِكَ فَقَالَ أَبُو سَعِيدٍ أَمَّا هَذَا فَقَدْ قَضَى مَا عَلَيْهِ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Dari Abu bakar berkata orang yang pertama kali melakukan khutbah hari taya sebelum solat adalah Marwan, lalau seseorang berdiri dan berkata pada marwan:”solat dilaksanakan sebelum khutbahn tuan”.Lalu Marwan menjawab:”hal itu sebaiknya diubah/ditinggalkan”. Lalu Abu Sa’id menengahi: “Terhadap persoalan ini, sesungguhnya Rasulullah saw telah menegaskan bahwa barangsiapa diantara kamu yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman”

2. Iman, Islam, Ihsan, dan Tanda Qiymaat

صحيح البخاري - (ج 1 / ص 87)
حَدَّثَنَامُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا أَبُو حَيَّانَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَال
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ مَا الْإِيمَانُ قَالَ الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ قَالَ مَا الْإِسْلَامُ قَالَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ قَالَ مَا الْإِحْسَانُ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنْ السَّائِلِ وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الْأَمَةُ رَبَّهَا وَإِذَا تَطَاوَلَ رُعَاةُ الْإِبِلِ الْبُهْمُ فِي الْبُنْيَانِ فِي خَمْسٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ تَلَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
     { إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ }
الْآيَةَ ثُمَّ أَدْبَرَ فَقَالَ رُدُّوهُ فَلَمْ يَرَوْا شَيْئًا فَقَالَ هَذَا جِبْرِيلُ جَاءَ يُعَلِّمُ النَّاسَ دِينَهُمْ
قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ جَعَلَ ذَلِك كُلَّهُ مِنْ الْإِيمَانِ
Terjemahan:
Dari Abu Hurairah ra. Berkata, Nabi saw suatu saat berada di tengah-tengah manusia tiba-tiba beliau didatangi Jibril dan bertanya:”Apa itu al-iman?Nabi menjawab:”iman adalah percaya kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, dan percaya dengan hari kebangkitan. Lalu Jibril bertanya:”apa itu islam?Nabi menjawab:”engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatupun, mendirikan solat, menunaikan zakat yang wajib, puasa Romadon. Jibril bertanya:”apa itu ihsan?:Nabi menjawab:”engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya, apabila engkau belum melihat-Nya maka (yakinilah) bahwa sesungguhnya Ia melihatmu. Jibril bertanya lagi:”kapan Qiyamat akan datang?Nabi menjawab:”orang yang ditanya tentang qiyamat tidaklah lebih tahu dari yang bertanya, akan tetapi akan saya beritahu tanda-tandanya;apabila seorang budak melahirkan tuannya, apabila para pengembala onta berlomba-lomba membangun gedung bertingkat, dan ada lima hal lainnya yang tidak ada yang mengetahui kecuali hanya Allah, kemudian Nabi saw membaca ayat (إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ ) lalu orang tersebut keluar dari kerumunan orang-orang dan Nabi menyuruh orang-orang untuk menahannya tetapi mereka tidak melihat orang tersebut (jejak kakinya), Nabi berkata:”Orang ini tadi adalah Jibril yang datang mengajarkan manusia tentang agama. Abu Abdillah berkata menjadikan itu semua bagian dari iman.




0 komentar:

Friday, March 15, 2013

Komentar Anas Urbaningrum


Menurut hemat penulis, setelah membaca artikel dalam koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 25 Februari 2013 dalam rubrik tajuk rencana yang berjudul “Anas Menantang, Menyerang, Dan Mengancam”. Penulis berpendapat jika memang sudah menjadi rahasia umum jika ada sebuah istilah “tidak ada maling yang mau mengaku sebagai maling” sangat cocok dengan permasalahan yang sedang menimpa Anas Urbaningrum. Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Anas mengaku jika dirinya tidak terlibat dan hanya difitnah oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun, apakah perkataan Anas ini dapat dipercaya? Sulit sekali memang rasanya membedakan mana yang salah dan mana yang benar dalam kamus perpolitikan Indonesia. Selain politik yang sudah terlanjur dicap kotor dan buruk oleh sebagian masyarakat semakin menguatkan mosi tidak percaya bahwa apa yang dikatakan mantan ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ini benar. Penulis percaya jika apa yang dilakukannya hanyalah sarana perlindungan diri ataupun mencoba menjaga imagenya dimata kalangan luas.
Yang cukup menarik dari statement Anas saat memberikan konferensi persnya terhadap publik adalah sikapnya yang sangat tenang dan terlihat sangat yakin jika dirinya tidak bersalah, akan tetapi lupakah kita terhadap apa yang pernah ia sampaikan dalam wawancaranya dimedia massa televisi, ia sempat mengatakan “korupsi satu rupiah saja, silahkan gantung Anas diatas Monas”. Ini ia katakan sebelum dijadikan tersangka oleh KPK. Pada faktanya kini ia telah resmi dijadikan tersangka oleh komisi yang bergerak dalam kasus korupsi ini. Kemudian KPK dalam memberikan status tersangaka juga bukan asal sekedarnya, tapi sudah mempunyai alat bukti yang kuat sehingga dapat menjerat Anas menjadi tersangka. Dan terlebih lagi yang cukup mencengangkan adalah ia beranggapan jika dirinya dikhianati oleh para koleganya dari partai Demokrat, lalu ia bahkan berani menyerang Presiden SBY. Ia berpikir jika ia tidak dibutuhkan dan tidak dianggap oleh mantan partainya itu.
Akan tetapi memang bagaimanapun sekarang adalah status Anas yang masih sebagai tersangka. Jadi semua yang didugakan kepada is masih bersifat sangkaan, ini berarti masih ada proses yang lebih panjang untuk dapat melihat apakah ia benar-benar bersalah atau tidak. Semoga saja proses hukum yang ada berjalan dengan baik tanpa ada intervensi dari kalangan manapun agar hukum dapat terasa adil dan pas. Tidak ada yang dirugikan dan untungkan. Inilah asas keadilan yang saat ini serasa keadilan itu seperti berkurang keadilan.
Kasus anas memang sangat cepat sekali merebak bagaikan api kebakaran yang merambat secara cepat dari satu rumah kerumah yang lainnya. Bagi banyak kalangan tentu saja berbeda-beda tanggapan atas kasus ini, ada yang bilang bahwa memang ada yang menjebak Anas dan menginginkan agar ia dimasukkan kepenjara oleh para lawan politik ataupun orang yang tidak suka terhadap dia. Ini diperkuat dari beberapa pernyataan Anas yang mengatakan jika dirinya telah dijebak oleh seseorang, ia berkata “memukul memakai tangan orang” yang maksudnya adalah ada seseorang yang memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Anas juga berujar ini hanya sebuah babak awal dari kisah hidupnya, dan menutup lembaran yang sudah lalu. Entahlah, apakah yang dikatakannya benar atau salah. Yang penting kita hanya bisa menunggu lebih lanjut kelanjutan dari proses hukum dari pihak yang berwajib. Semoga adil dan sesuai yang sebenar-benarnya.
Tapi ada juga yang menganggap jika Anas sudahlah terbukti bersalah, dengan mengacu pada apa yang telah disampaikan oleh KPK dalam konferensi persnya saat mengumumkan status Anas, mengatakan bahwa ia disangka telah melanggar beberapa pasal tindak pidana korupsi. Maka sudah jelas bahwa dia terbukti bersalah.

0 komentar:

Thursday, March 14, 2013

KEBUDAYAAN MASA NABI MUHAMMAD SAW


“KEBUDAYAAN MASA NABI MUHAMMAD SAW”
            Sistem pemerintahan dan pola kemasyarakatan yang dibangun nabi bisa dianalisis dan dikomperaktifkan dengan era sebelumnya, sehingga dapat menambah keyakinan bahwa kebudayaan islam lahir dengan misi kebaikan dan kemajuan umat manusia.
            Kebudayaan Islam pada masa Nabi ini dikategorikan menjadi dua fase, yakni fase kebudayaan islam Makkah dan kebudayaan Islam Madinah. Sebelum nabi hijrah ke Madinah, Islam diletakkan sebagai kerangka ideologis, sehingga masa ini merupakan era penamaman nilai-nilai Islam pada lubuk hati manusia, mulai tingkat individu hingga komunitas ataupun kelompok. Perjuangan Nabi menyampaikan ajaran Islam di Makkah dimulai sejak turunnya Alquran pertama kali pada tanggal 17 Ramadhan di goa hira. Gerakan dakwah Nabi dimulai dari secara diam-diam hingga cara terang-terangan.
            Dalam menjalankan misi kenabiannya di Madinah nabi mendapat banyak sekali tantangan bahkan ancaman pembunuhan oleh kaum kafir Qurasy. Dalam masa permusuhan ini maka Nabi dan pengikutnya memutuskan untuk berhijrah ke kota Madinah. Setelah hijrah dan sampai di kota Madinah kekuatan Islam semakin bertambah, karena penduduk Madinah yang sangat antusias menerima kedatangan Nabi dan pengikutnya, selain itu juga diikuti dengan ikrar kesetian dan persaudaraan antara kaum madinah dan kaum muhajirin. Dan yang paling penting adalah kedua belah pihak sepakat untuk mengharamkan pertumpahan darah, pembunuhan dan tindak kekerasan.
            Menurut pendapat A. Hasjmy dapat dikategorikan bahwa periode Makkah merupakan tahap pembinaan kerajaan Allah dalam hati manusia, sedang periode Madinah merupakan pembinaan kerajaan Allah dalam masyarakat Manusia. Dengan demikian maka dua periode tersebut terasa sangat istimewa dan sempurna gerakan dakwah dan kebudayaan Islam pada waktu tersebut.
            Setelah negara Madinah terbentuk dan tatanan sosial masyarakat berkembang dengan baik, maka sebagai pemimpin Nabi mulai membuat dokumen tertulis yang menjadi sandaran hukumnya yang kemudian dikenal dengan istilah Piagam Madinah. Piagam Madinah merupakan konstitusi tertulis yang pertama yang disusun oleh Nabi Muhamad yang berisi tentang perjanjian antara umat Islam dengan masyarakat Madinah. Menurut A.J. Wensick yang dikutip oleh Nourouzzaman Shiddiqi bahwa dalam piagam itu ada 7 asas, yakni :
1.      Asas kebebasan menjalankan perintah agama
2.      Asas persatuan dan kebersamaan
3.      Asas permusyawaratan
4.      Asas penegakan hukum
5.      Asas keadilan
6.      Asas menghormati hak orang lain
7.      Asas perdamaian yang tidak mengorbankan kebenaran dan keadilan
Piagam ini ditujukan kepada semua masyarakat Madinah, bahkan bangsa Yahudi merupakan satu umat bersama kaum muslimin. Kebebasan menjalankan agama pada tataran empiris ini benar-benar dijaga, dan kafir Qurasy diberi tempat untuk mendapat perlindungan dari kaum muslimin. Namun bagaimanapun, Islam memberikan perbedaan yang tegas tentang teologis antara muslim dan nonmuslim.
Setelah kebijakan politik Muhammad SAW dituangkan menjadi piagam madinah, maka langkah selanjutnya untuk membangun kebudayaan Islam Nabi mengambil 3 langkah strategis :
1.      Membangun masjid Quba’ sebagai tempat ibadah dan sekaligus sebagai tempat pertemuan umat Islam
2.      Mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan kaum anshar
3.      Meletakkan dasar-dasar tatanan masyarakat baru yang mengikutsertakan penduduk Madinah yang terdiri dari berbagai kelompok

Kebudayaan Islam yang paling monumental adalah bersatunya masyarakat Madinah dan Arab pada umumnya dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad dan dideklarasikan menjadi negara Madinah. Pranata sosial dan politik yang terjadi dikawasan Arab benar-benar memasuki era baru. Selain membangun persaudaraan yang tidak bersifat diskriminatif, kepeloporan Nabi dalam dalam persamaan dan kesetaraan merupakan budaya baru dalam kehidupan masyarakat Arab, sehingga orang Arab merasa sejajar kedudukannya bahkan perbedaan ras yang sering menjadi sebab terjadinya perpecahan dan permusuhan dapat dilenyapkan. 

0 komentar:

Thursday, March 7, 2013

Ciri-ciri Komunikasi Massa


Ciri-ciri Komunikasi Massa
1.      Komunikator Dalam Komunikasi Massa Melembaga
Mengapa komunikator dalam komunikasi massa harus melembaga? Pertanyaan inilah yang sering muncul saat membahas poin ini, karena yang menjadi pembeda antara komunikator dalam komunikasi massa dengan komunikasi yang lainnya seperti komunikasi interpersonal dan lainnya adalah satu atau beberapa orang. Akan tetapi dalam komunikasi massa jumlah komunikatornya berjumlah banyak (kumpulan orang) ataupun melembaga, karena dalam pelaksanaanya tidak dapat seorang komunikator dalam komunikasi massa berjalan sendiri. Contohnya adalah ketika seorang wartawan melakukan peliputan berita maka tidak dapat dikatakan bahwa dia seorang komunikator. Namun komunikator haruslah sebuah satu kesatuan yang melembaga, dimana semua elemen mulai dari bawah hingga atas harus bekerja secara kompak dan terintegrasi satu dengan yang lainnya.
Dalam komunikasi massa terdapat sistem interpedependensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterpendensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur saja maka akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lainnya.
2.      Komunikan Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen (beragam). Misalnya, penonton sebuah acara televisi punya beragam perbedaan, diantaranya berbeda usia, jenjang pendidikan, jenis kelamin, status ekonomi, agama, dll. Maka dari itu tidak bisa disebut komunikan komunikasi massa jika komunikan hanya ada satu atau beberapa orang, melainkan banyak orang yang kemudian menghasilkan heterogenitas pada komunikan atau penerimanya.
3.      Pesan Yang Disampaikan Bersifat Umum
Pesan-pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok tertentu, melainkan ditujukan kepada masyarakat plural (khalayak umum). Maka dari itu sifatnya bersifat umum, bukan khusus. Sebagai contoh televisi, karena media massa televisi ini ditujukan untuk dinikmati orang banyak maka pesannya harus bersifat umum. Bayangkan saja jika dalam acara televisi pesannya berisi kata-kata ilmiah, tentu saja hanya orang-orang tertentu saja seperti kalangan akademisi yang dapat memahami arti dari semua itu. Sedangkan bagi orang yang awam akan sulit untuk memahaminya.
4.      Komunikasi Berlangsung Satu Arah
Dalam komunikasi massa, proses komunikasi hanya berjalan satu arah. Maksudnya adalah jika ada pesan yang disampaikan oleh komunikator maka komunikan tidak dapat secara langsung memberikan tanggapan (feedback) terhadap isi pesan yang disampaikan. Misalnya, saat seseorang sedang membaca koran yang beritanya berisi tentang konflik dalam partai Demokrat, dalam menanggapi berita tersebut sebenarnya punya pendapat lain akan hal itu. Tapi karena ini menyangkut komunikasi massa maka tidak bisa langsung memberi tanggapan, toh kalaupun bisa perlu waktu yang cukup lama (tertunda)
5.      Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa itu secara bersamaan. Bersamaan juga bersifat relatif, contohnya adalah koran ataupun majalah. Namun ini tidak menjadikannya tidak serempak, hanya saja masalah jarak dari penerbit kepada pembaca yang berbeda hingga penerimaannya pun berbeda-beda. Pada intinya tetap saja terjadi keserempakan.
6.      Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Tekhnis
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan tekhnis. Berbeda dengan komunikasi yang lainnya, komunikasi massa tidak bisa lepas dari peran peralatan tekhnis. Misalnya saja televisi, tentu akan sangat membutuhkan perangkat seperti pemancar, satelit dan lain sebagainya.
7.      Komunikasi Massa Dikontrol Oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi / palang pintu, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Gatekeeper dalam televisi contohnya adalah editor, reporter dll.

0 komentar:

Definisi Komunikasi Massa


 Definisi Komunikasi Massa
Telah banyak sekali definisi tentang komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Namun, pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).[1] Media massa yang dimaksud disini adalah media massa yang bersifat modern ataupun yang dihasilkan oleh tekhnologi, bukan media tradisional yang sering dikenal seperti kentongan, bedug dll.
Yang dimaksud dengan “massa” dalam komunikasi massa berarti adalah mununjuk pada seorang ataupun kelompok (khalayak), audience, penonton, pembaca dan pemirsa. Bukan seperti yang dimaksudkan dalam kalimat berikut “massa yang mengamuk didepan gedung Presiden merupakan pendemo yang marah akibat tuntutan mereka yang tidak diterima”. Tentu saja arti dari massa dalam kedua jenis ini berbeda, dalam komunikasi massa, massa berarti sipenerima pesan. Sedangkan dalam massa yang lain berarti suatu subyek (kumpulan individu) dalam melakukan suatu hal.
Kemudian apa itu media massa? Dan apa hubungannya dengan komunikasi massa? Kedua istilah diatas sangatlah berkaitan erat, media massa menjadi bagian yang ada dalam komunikasi massa. Yang dikatakan media massa disini antara lain, media elektronik (televisi, radio & internet), media cetak (surat kabar, majalah & tabloid). Dari ragam bentuk media massa ini, internet merupakan media massa yang dapat dikatakan sebagai media yang masih baru dan juga masih menjadi perdebatan akan perannya pada media massa.
Hal yang perlu diperhatikan juga adalah cara membedakan mass communications (dengan s) dengan mass communication (tanpa s). Seperti dikemukakan oleh Jay Back dan Frederick C. Whitney dalam bukunya Introduction to Mass Communications (1988) dikatakan bahwa mass communications lebih merujuk pada media mekanis dalam berkomunikasi yakni media massa, sedangkan mass cominocation adalah lebih menunjuk pada teori atau proses teoritik. Atau bisa juga mass communicatin  disebut juga proses dalam komunikasi massa. Tapi bagaimanapun keduanya tetap tidak dapat dipisahkan dan keduanya saling berkaitan.




[1] Nurudin, M.si.2007.Pengantar Komunikasi Massa. Hal 3.

0 komentar: