Tugas Makalah Studi Agama Kontemporer
“Berbeda? Tak Mengapa!”
Sebenarnya dalam mengerjakan tugas
mata kuliah ini penulis masih agak bingung, kisah mana yang harus disampaikan.
Karena sejak kecil hingga besar penulis sudah hidup dalam dunia yang bersifat
homogen (sama/sejenis), maksudnya adalah semua orang yang hidup dilingkungan
penulis semuanya adalah orang yang beragama islam (muslim / muslimah). Sehingga
kehidupan yang terjadi terasa sama dan tidak ada sesuatu yang spesial.
Namun, semenjak penulis memutuskan
untuk pergi dari rumah guna menuntut ilmu dikota pelajar yaitu kota Yogyakarta,
dari sinilah awal mula kehidupan keberagaman agama penulis bermula. Yakni
disaat penulis mencari kosan untuk tempat tinggal sementara selama dijogja
penulis mendapati kos yang masih kosong. Dan ternyata kos itu adalah sebuah kos
yang berisi keberagaman, karena penghuninya yang tidak hanya berada dalam satu
paham (heterogen). Memang, dalam kos ini mayoritas penghuninya adalah orang
beragama islam namun juga ada yang bergama kristen. Dan kebetulannya lagi
adalah penulis kebagian kamar yang posisinya tepat disamping kamar dari orang
non-islam tersebut. Penulis tahu jika kamar disampingnya adalah beragama
kristen setelah melihat sekejap gambar yang menghiasi kamar tersebut berupa
gambar-gambar keagamaan, seperti gambar Yesus, kemudian ada juga lambang salib
yang tertata rapi didindingnya.
Penulis semakin tahu pasti setelah
berkenalan dengan dia, namanya sebut saja John. Setelah bercakap-cakap,
diketahui jika dia adalah mahasiswa salah satu Universitas Kristen terkemuka di
Yogyakarta. Hidup bersama-sama dengan orang non-muslim kupikir akan menambah
wawasan dan pengalaman hidup baru bagiku, karena dari dulu penulis hanya hidup
bersama orang yang berkeyakinan sama terus. Ternyata hidup bersebalahan dengan
John sama saja dengan hidup bersama teman kos yang lainnya yang muslim,
semuanya terasa sama saja dimata penulis. Hanya saja ada sedikit perbedaan yang
mendasar, apalagi kalau bukan masalah kepercayaan, namun itu tak menghalangi
kami untuk bisa akrab dan berteman dengan baik.
Hidup dalam keberagaman memberikan
pemahaman baru bagi penulis, ternyata kita bisa hidup bersandingan tanpa ada
suatu problem yang berarti dengan orang yang berbeda keyakinan dengan apa yang
kita percayai.
Pengalaman selanjutnya yang cukup
berkesan dalam hidup penulis adalah ketika penulis berhasil mengikuti lomba dan
masuk finalis “DUTA MAHASISWA GENRE D.I. YOGYAKARTA 2013” mengapa ini berkesan?
Sama seperti alasan dalam paragraf diatas yakni sebelumnya yang hidup dalam
keadaan sama tiba-tiba harus hidup bersama orang yang berbeda keyakinan. Bagaimana
tidak, dalam proses pembekalan sebelum hari H Grand Final dilaksanakan di
tempat yang benar-benar bagiku, yakni bertempat di UKDW (Universitas Kristen
Duta Wacana) karena kampus inilah yang kebetulan menjadi tuan rumah untuk Duta
Mahasiswa tahun 2013.
Dalam perjalanannya aku menemukan
sangat banyak pengalaman menarik didalamnya, misalnya saja, ketika sudah
mendengar suara adzan maka panitia yang notabennya adalah orang non muslim
segera menghentikan aktifitasnya dan menunggu adzan hingga selesai untuk
melanjutkan aktifitasnya. Aku tercengang dengan kejadian itu, ternyata mereka
sangat menghargai perbedaan agama dan memberikan toleransi yang luar biasa
terhadap penganut agama islam.
Tidak
hanya itu saja yang menarik, ketika sudah masuk waktu sholat, merekapun tak
canggung untuk mengingatkan kita sebagai umat mulsim untuk solat dan memberikan
waktu kepada kita untuk melakukannya. Saat orang-orang muslim akan menunaikan
ibadah sholat ini juga unik, setahuku dikampus yang berbasis agama kristen
sudah barang tentu tidak ada yang namanya mushalla atau bahkan masjid. Benar
saja, lantas dimanakah kami harus melaksanakan sholat? Apakah harus pergi
menuju menuju masjid yang letaknya cukup jauh? Aku pikir itu akan sangat
membuang-buang waktu saja, toh waktu yang diberikan kepada kami juga tidak
terlalu cukup kami kesana. Panitia dari UKDW ternyata sudah menyiapkan hal
tersebut, ruangan BEM ditata & disulap sedemikian rupa hingga layak untuk
dijadikan tempat sholat sementara. Ini untuk kedua kalinya aku terheran dan
terkesan terhadap apa yang mereka lakukan kepada kami. SubhanAllah. Aku
terkesima melihat kejadian tersebut, entahlah rasanya seperti seseorang yang
spesial saja, gumamku dalam hati. Ini berbeda sekali dalam pikiranku
sebelumnya, aku menghawatirkan bagaimana aku bisa sholat di kampus yang aku
yakin tidak ada mushollanya? Namun pikiran itu langsung hilang dan sirna sesaat
setelah itu, meskipun sholat berdampingan dengan gambar Yesus dan salib yang
menghiasi ruangan tapi tak apalah bagiku, yang penting aku berniat untuk
menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.
Kesimpulan !
Dari
uraian ringkas kisah hidup keagamaan diatas, penulis menyimpulkan beberapa hal
yang setidaknya dapat menjadi pembelajaran bagi orang-orang khususnya penulis
itu sendiri. Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
- 1. Hidup bersama orang yang berlainan keyakinan dapat berjalan dengan nyaman dan baik asal ada toleransi dari keduanya.
- 2. Toleransi keagamaan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan yang damai, nyaman, tertib dan harmonis. Tanpa adanya toleransi antar umat beragama akan terasa sulit untuk bisa membina perdamaian antar umat berama.
- 3. Toleransi dapat terwujud jika seseorang telah mempunyai rasa untuk menghargai keyakinan orang lain tanpa adanya perasaan merasa paling benar sendiri.
- 4. Hidup bersama orang yang berbeda agama lebih menambah warna dalam kehidupan seseorang, asal hidup dalam keadaan yang damai dan saling menghargai.
0 komentar: