Komentar Anas Urbaningrum
Menurut hemat penulis,
setelah membaca artikel dalam koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 25 Februari
2013 dalam rubrik tajuk rencana yang berjudul “Anas Menantang, Menyerang, Dan
Mengancam”. Penulis berpendapat jika memang sudah menjadi rahasia umum jika ada
sebuah istilah “tidak ada maling yang mau mengaku sebagai maling” sangat cocok
dengan permasalahan yang sedang menimpa Anas Urbaningrum. Setelah ditetapkan
sebagai tersangka oleh KPK, Anas mengaku jika dirinya tidak terlibat dan hanya
difitnah oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun, apakah
perkataan Anas ini dapat dipercaya? Sulit sekali memang rasanya membedakan mana
yang salah dan mana yang benar dalam kamus perpolitikan Indonesia. Selain
politik yang sudah terlanjur dicap kotor dan buruk oleh sebagian masyarakat semakin
menguatkan mosi tidak percaya bahwa apa yang dikatakan mantan ketua HMI
(Himpunan Mahasiswa Islam) ini benar. Penulis percaya jika apa yang
dilakukannya hanyalah sarana perlindungan diri ataupun mencoba menjaga imagenya
dimata kalangan luas.
Yang
cukup menarik dari statement Anas saat memberikan konferensi persnya terhadap
publik adalah sikapnya yang sangat tenang dan terlihat sangat yakin jika
dirinya tidak bersalah, akan tetapi lupakah kita terhadap apa yang pernah ia
sampaikan dalam wawancaranya dimedia massa televisi, ia sempat mengatakan
“korupsi satu rupiah saja, silahkan gantung Anas diatas Monas”. Ini ia katakan
sebelum dijadikan tersangka oleh KPK. Pada faktanya kini ia telah resmi
dijadikan tersangka oleh komisi yang bergerak dalam kasus korupsi ini. Kemudian
KPK dalam memberikan status tersangaka juga bukan asal sekedarnya, tapi sudah
mempunyai alat bukti yang kuat sehingga dapat menjerat Anas menjadi tersangka.
Dan terlebih lagi yang cukup mencengangkan adalah ia beranggapan jika dirinya
dikhianati oleh para koleganya dari partai Demokrat, lalu ia bahkan berani
menyerang Presiden SBY. Ia berpikir jika ia tidak dibutuhkan dan tidak dianggap
oleh mantan partainya itu.
Akan
tetapi memang bagaimanapun sekarang adalah status Anas yang masih sebagai
tersangka. Jadi semua yang didugakan kepada is masih bersifat sangkaan, ini
berarti masih ada proses yang lebih panjang untuk dapat melihat apakah ia
benar-benar bersalah atau tidak. Semoga saja proses hukum yang ada berjalan
dengan baik tanpa ada intervensi dari kalangan manapun agar hukum dapat terasa
adil dan pas. Tidak ada yang dirugikan dan untungkan. Inilah asas keadilan yang
saat ini serasa keadilan itu seperti berkurang keadilan.
Kasus
anas memang sangat cepat sekali merebak bagaikan api kebakaran yang merambat
secara cepat dari satu rumah kerumah yang lainnya. Bagi banyak kalangan tentu
saja berbeda-beda tanggapan atas kasus ini, ada yang bilang bahwa memang ada
yang menjebak Anas dan menginginkan agar ia dimasukkan kepenjara oleh para
lawan politik ataupun orang yang tidak suka terhadap dia. Ini diperkuat dari
beberapa pernyataan Anas yang mengatakan jika dirinya telah dijebak oleh
seseorang, ia berkata “memukul memakai tangan orang” yang maksudnya adalah ada
seseorang yang memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Anas juga berujar ini
hanya sebuah babak awal dari kisah hidupnya, dan menutup lembaran yang sudah
lalu. Entahlah, apakah yang dikatakannya benar atau salah. Yang penting kita
hanya bisa menunggu lebih lanjut kelanjutan dari proses hukum dari pihak yang
berwajib. Semoga adil dan sesuai yang sebenar-benarnya.
Tapi
ada juga yang menganggap jika Anas sudahlah terbukti bersalah, dengan mengacu
pada apa yang telah disampaikan oleh KPK dalam konferensi persnya saat
mengumumkan status Anas, mengatakan bahwa ia disangka telah melanggar beberapa
pasal tindak pidana korupsi. Maka sudah jelas bahwa dia terbukti bersalah.
0 komentar: