Ajaklah Kebaikan
Dalam melaksanakan tugas yang diberikan
oleh dosen ini sebenarnya awalnya sempat bingung bagaimana cara mendakwahi
seseorang, karena penulis berpikir jika sesungguhnya penulis sendiri pun masih
perlu banyak belajar untuk bisa menjadi seorang muslim yang baik. Namun, setelah
mendengarkan apa yang disampaikan oleh Ibu Anisah penulis menjadi yakin jika
seseorang tidak perlu menjadi sempurna terlebih dahulu untuk mau berdakwah dijalan
Allah SWT. Dari dasar inilah akhirnya penulis mencoba memberikan dakwah
terhadap teman kos penulis dengan cara memberikan pengertian terhadapnya agar
mau membaca AlQuran setelah selesai sholat magrib.
Sebut
saja namanya Ahmad, dia adalah teman kos penulis yang merupakan salah satu
mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di kota Yogyakarta. Secara
keagamaan menurut penulis memang Ahmad terbilang sudah cukup baik, karena dia
sudah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang agama yang didapatkannya sewaktu
masih mengenyam pendidikan sewaktu sekolah dulu. Namun dalam hal pelaksanaanya
memang dia teradang bisa dikatakan bolong-bolong alias kadang mengerjakan dan
kadang tidak, seperti halnya sholat, disaat dia sedang tidak terlalu sibuk maka
dia akan mengerjakan sholat, tapi jika dia sedang sibuk-sibuknya mengerjakan
sesuatu pasti dapat dipastikan jika ia akan menunda-nundanya atau bahkan paling
buruk melalaikan tugas kewajiban tersebut. Nah, dari permasalahan itulah
penulis mencoba untuk mengingatkan Ahmad agar bisa lebih baik lagi dalam
menjaga sholatnya tersebut, agar tidak terlalaikan lagi. Selain itu penulis
juga mengajak ahmad agar mau membaca AlQuran setiap selesai sholat magrib setidaknya,
karena memang membaca AlQuran pada jam tersebut biasanya sudah menjadi tradisi
sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia.
Pada
awalnya agak canggung memang dalam menjalankan misi dakwah ini, terlebih lagi
karena jika yang menjadi objek kali ini menurut penulis adalah orang yang sudah
banyak mempelajari agama, tapi mungkin karena ada suatu hal yang menyebabkan
dia menjadi seperti itu. Cara yang penulis gunakan adalah cara sederhana yang
tidak terlalu terkesan mengguruinya, karena sejatinya dia mungkin sudah tahu
persis apa yang akan penulis sampaikan. Awal mula misi ini adalah saat teman
Ahmad sedang asyik bermain dengan laptopnya hingga tak sadar jika waktu sholat
duhu hampir habis, ini kesempatan yang baik untuk mengingatkannya, dengan nada
yang agak ringan aku berkata “ga solat bro? Lagi M to?”, mulanya dia tidak
terlalu menanggapi pernyataan tersebut hingga kuulangi lagi dengan kalimat yang
berbeda “eh bro, waktunya udah hampir mau habis ni”, setelah itu dia mulai
merespon apa yang yang saya katakan. Kemudian dia bergegas untuk menunaikan
kewajiban tersebut.
Kemudian
misi yang kedua adalah mengajaknya agar mau membaca AlQuran sehabis sholat
magrib, sejatinya saya sendiri belum begitu rajin untuk mengamalkan ibadah ini,
namun bersamaan dengan sekaligus menjalankan misi ini, selain untuk mengajak
Ahmad melakukannya sekaligus juga untuk mengingatkan diri saya pribadi. Bisa juga
dikatakan jika ini adalah sekali dayung dua sungai terlampaui, jadi selain bisa
mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan juga untuk bisa menambah ibadah saya
dengan memperbanyak pahala yang dapat saya kumpulkan. Sehabis sholat magrib aku
langsung mengajak ngobrol dia dan langsung mengajaknya untuk membaca AlQuran
bersama, awalnya dia tidak menghiraukan ajakanku. Tapi aku tak menyerah akan
hal tersebut, setiap malam sehabis sholat magrib aku tak hentinya aku mengajak
dia untuk membaca alQuran karena mengingat pahala yang ditawarkan oleh Allah
sangat banyak jika ada seseorang mau membaca alQuran.
Namun
meskipun awalnya dia belum langsung mengikuti apa yang telah aku katakan, aku
berpikir jika memang melakukan kebaikan itu pasti tidak semudah yang
dibayangkan. Tidak semulus yang dipikirkan pada awalnya dan pasti akan menemui
banyak halangan dan rintangan. Tapi yang perlu aku lakukan hanya sembari
memberi ajakan juga dengan memberikan contoh, yakni aku juga membaca AlQuran
setelah sholat magrib, karena bagaimanapun bagaimana mungkin orang lain mau
melakukan apa yang kita perintahkan sedangkan kita sendiri tidak melakukannya,
itu pasti akan menjadi hal yang aneh. Setelah mengajaknya dengan intensitas
yang lebih banyak lagi. Memang yang menjadi salah satu peganganku adalah “tak
masalah jika apa yang aku ajakkan tidak berhasi, tapi yang terpenting adalah
aku telah melakukan suatu kebaikan dengan mengajaknya kedalam hal-hal yang baik
pula”. Dan aku yakin jika suatu saat apa yang aku ingatkan padanya akan ia
lakukan.
Selain
memberi ajakan-ajakan seperti diatas, disaat sedang mengobrol biasanya kami
bertukar informasi masalah apapun, tapi karena aku mendapat banyak ilmu tentang
keagamaan dikampusku dari pada dia yang notabennya kampusnya adalah kampus umum
yang fokus terhadap hal-hal umum saja. Dan aku berharap dari sebuah obrolan
tersebut bisa sedikit memberi pengetahuan baru tentang islam kepadanya, karena
jika walaupun sedikit namun jika ilmu itu dibagikan maka akan bisa bertambah
banyak, bukan malah berkurang.
0 komentar: