Thursday, September 26, 2013

Puisi Burung Sakit

Burung Sakit

Dunia itu sempit berhimpit
Namun, tak semuanya pahit
Tak semuanya sakit
Tak semua sulit
Namun, semua bersorak bercicit


Tak terima dunia yang fana?
Burung-burung semua terhina
Yang tak berasa punya jiwa
Hingga semua diam terpana

4 komentar:

Tuesday, September 24, 2013

Album Kenangan Pendakian Merapi 2013

Unforgetable Moments

Pada tanggal 7 September 2013 lima orang mahasiswa yakni Arik, Wahyu, Hardi, Soehairi dan Roihan berangkat dari Yogyakarta menuju boyolali untuk mendaki Gunung yang sangat terkenal di dunia yakni Gunung Merapi.
Pendakian dimulai pukul 21.00 WIB dan sampai pada lokasi untuk mendirikan kemah sekitar pukul 02.00 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan beristirahat.
pendakian menuju puncak merapi dilakukan pada pukul 06.00 dan mencapai puncak gunung paling aktif didunia ini pada pukul 08.12 WIB.
pada pukul 10.00 WIB lima pemuda tangguh ini memutuskan untuk turun dari puncak dan kemudian dilanjutkan untuk pulang ke kota tercinta yakni Yogyakarta.

Roihan N Merapi


Gunung Merbabu Di pagi hari






Arik Asyhari Dan puncak Merapi


Pengibaram Merah Putih di Merapi


Puncak Merapi Narsis


Arik Di puncak merapi dengan bendera

0 komentar:

Makalah Kebudayaan Yogyakarta (Candi Ijo)

             Dalam makalah penulis akan mengangkat tema tentang kebudayaan yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, kita tahu jika banyak sekali pendatang dari luar daerah Yogyakarta yang datang ke Yogyakarta dengan berbagai alasan, mulai dari yang menuntut ilmu di berbagai Perguruan Tinggi yang ada, hingga hanya singgah menikmati indahnya alam Yogyakarta untuk berwisata. Namun yang menjadi permasalahan adalah jika banyak dari mereka yang kurang mengetahui sepenuhnya apa saja kebudayaan dan kesenian yang ada di Yogyakarta ini.
Dari situ penulis berusaha untuk memberikan informasi lebih tentang berbagai macam kebudayaan yang ada di Yogyakarta. Budaya yang ada dibagi menjadi dua yakni budaya yang berupa fisik ataupun budaya yang bersifat non fisik. Budaya berbentuk fisik maksudnya adalah budaya yang berupa wujud fisik berupa bangunan dsb, seperti benda-benda cagar budaya yang ada, sedangkan jika yang non fisik adalah kebudayaan dalam hal non fisik seperti gagasan, sistem nilai atau norma, karya seni, sistem sosial ataupun perilaku sosial yang ada di masyarakat.
            Kebudayaan fisik yang ada meliputi berbagai candi-candi yakni candi Ijo, candi Prambanan, candi Banyunibo dll. Selain itu juga ada kerajinan-kerajinan khas kerajinan-kerajinan khas Yogyakarta seperti batik, kerajinan perak. Namun Yogyakarta tak hanya berhenti sampai disitu saja, banyak sekali kebudayaan berupa perayaan atau upacara yang dilaksanakan oleh Keraton yang merupakan pusat dari segala kebudayaan di Yogyakarta, acara-acara tersebut meliputi :
A.    Upacara Inisiasi
Ø  Parasan
Yakni upacara potong rambut yang pertama kali bagi seorang putera Sultan
Ø  Tedhak Siten
Yakni upacara menginjak tanah yang pertama kali untuk putera Sultan saat berusia 7-9 bulan bila sang anak sudah mulai berdiri
Ø  Supitan
Yakni upacara sunatan (khitanan)
Ø  Tetesan
Yakni upacara sunatan bagi perempuan
Ø  Tarapan
Yakni upacara yang diadakan saat puteri menstruasi pertama.
Ø  Perkawinan
Dalam acara ini ada berbagai macam kegiatan yang dilakukan yaitu : Upacara Nyanti, Upacara Siraman, Upacara Midadareni, Upacara Akad Nikah, Upacara Panggih, Upacara Kirab.
B.     Siraman Pusaka
C.     Ngabekten
D.    Sekaten
E.     Labuhan

Selain dari beberapa kegiatan budaya tersebut, penulis berpikir jika kegiatan yang ada diatas masih cukup lestari dan masih dijaga kelangsungannya oleh berbagai pihak mulai dari rakyat biasa hingga oleh kalangan keraton. Semua itu terbukti dari masih dilaksanakannya berbagai acara dan kegiatan tersebut secara rutin. Bahkan kegiatan tersebut tidak hanya diketahui oleh kalangan masyarakat lokal, tapi wisatawan asing pun banyak yang mengetahui kegiatan tersebut dan banyak yang tertarik untuk menyaksikannya.
Akan tetapi bagaimanapun masih ada beberapa hal dari Yogyakarta yang terasa sedikit terpinggirkan. Ada beberapa cagar budaya yang sesungguhnya menyimpan banyak sejarah tentang Yogyakarta namun masih kurang mendapat banyak perhatian dan kepedulian dari masyarakat. Salah satunya adalah Candi Ijo, candi yang terletak  di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Candi yang diperkirakan dibangun pada abad ke-10 hingga ke-11 ini memang belum terlalu terekspos oleh banyak masyarakat. Kebanyakan masyarakat lebih memilih hanya untuk pergi berwisata ke candi yang lebih terkenal seperti candi Prambanan, candi ratu boko maupun candi Borobudur. Akan tetapi sesungguhnya candi Ijo ini tak kalah menarik dibandingkan candi-candi yang lainnya, tidak hanya keindahan candinya saja yang ditawarkan, melainkan pemandangan yang disuguhkanpun sangat memuaskan mata para pengunjung, terutama saat matahari terbenam kala sore hari yang konon katanya merupakan salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan matahari terbit di Yogyakarta.
            Maka dari itu Yogyakarta dengan segala potensi yang ada membuat penulis ingin berusaha untuk menjaga kebudayaan yang ada tersebut dengan cara membuat film dokumenter. Dengan membuat sebuah video penulis berharap mampu untuk menjaga dan melestarikan salah satu cagar budaya yang ada di Yogyakarta ini. Fokus yang dilakukan oleh penulis ini adalah tentang keberadaan Candi Ijo yang menurut penulis masih kurang mendapat perhatian lebih oleh masyarakat luas. Penulis berpikir dengan adanya film dokumenter tersebut selain untuk media promosi juga untuk merekam keindahan yang akan membuat banyak orang takjub dan kagum.
            Konsep dari pembuatan video ini adalah video feature yang mempertontonkan keindahan dan betapa menakjubkannya candi ini. Dimana tidak hanya fokus pada gambar candinya saja namun juga akan ada beberapa ahli dari berbagai kalangan yang akan angkat bicara tentang candi tersebut. Mulai dari ahli sejarah, ahli arkeologi maupun tokoh masyarakat yang ada disekitar tempat itu.
            Dalam video ini juga akan disisipkan berbagai kebudayaan lain sebagai selingan (insert), dan juga bahasa yang digunakan tentu saja adalah bahasa Indonesia ketika orang yang memberikan kesan maupun komentarnya adalah orang umum yang tidak bisa berbahasa jawa, bahasa Asing ketika orang yang angkat bicara merupakan wisatawan luar negeri dan tentu saja bahasa Jawa ketika orang yang memberikan komentar merupakan orang Yogyakarta maupun orang yang mampu berbahasa jawa. Dari sini akan membuat video yang ada terasa lebih berwarna dan beragam, dimana rasa khas kebudayaannya masih akan tetap terasa ada.
Candi Ijo By Arik Asyhari
            Kesimpulannya adalah dengan adanya video feature penulis berharap mampu mendongkrak kepopuleran candi Ijo, sehingga semakin banyak orang yang mengetahui dan tertarik untuk mengunjunginya. Tidak hanya itu saja, video tersebut juga bisa menjadi sebuah karya yang bisa didedikasikan sebagai rekaman untuk menyimpan keindahan Candi Ijo ini.


Oleh      : Asyhari Amri

0 komentar: