Saturday, January 19, 2013

Jogja Kini Sepi



            Siapa yang tak mengenal kota satu ini. Kota Yogyakarta. Kota dengan seribu satu julukan, mulai dari kota pelajar, kota budaya, kota wisata, kota sejarah, kota pendidikan, dan lain-lain. Dijuluki kota wisata, tentu saja terdapat banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Sebut saja pantai Parangtritis yang sudah menggaung hingga mancanegara akan keindahannya. Ada lagi suatu jalan yang tak akan pernah sepi, Malioboro namanya, tempat dimana berbagai macam pernik benda dijual. Para wisatawan yang datang tidak hanya berwisata belanja pakaian batik, belangkon dan sebagainya ditempat ini, melainkan juga bisa berwisata sejarah pula, dimana ada gedung tua yang merupakan salah satu saksi sejarah bangsa dan negara ini. Untuk urusan kota pendidikan, tidak perlu kiranya dijelaskan. Deretan Perguruan Tinggi seperti Universitas-Universitas, Institut Dan Sekolah Tinggi yang seakan berbaris dan menghiasi setiap sudut kota ini. Mulai dari yang negri hingga swasta. Dari yang murah hingga mahal, dari yang sederhana hingga yang istimewa semuanya ada dan lengkap bin komplit.
            Menjadi kota Pendidikan dengan sederet Perguruan Tinggi, mengundang banyak para pelajar dari dalam dan luar negri untuk menuntut ilmu dikota gudeg ini. Setiap memasuki tahun ajaran baru akademik, ribuan orang berduyun-duyun datang kejogja, sebutan akrab tempat ini. Dengan berbagai alasan mereka datang, mungkin karena ada Perguruan Tinggi impiannya ada disini, namun masih banyak lagi yang beralasan tidak hanya itu. Mereka berpikir tentang akan indah dan nyamannya tinggal disini. Bisa belajar sambil berwisata menurut mereka. Diluar apa alasan mereka datang kemari, intinya adalah jogja selalu diisi oleh berbagai macam kalangan mahasiswanya. Bayangkan saja, dari ratusan perguruan tinggi yang ada dapat menampung berapa puluh ribu mahasiswa dan mahasiswi baru. Ini memang menguntungkan bagi para Bapak atau Ibu kost untuk menawarkan berbagai paket kamar kostannya.
            Namun, itu terjadi saat awal tahun baru akademik. Disaat sekarang ini yang adalah waktu liburan semester, apa yang terjadi? Keadaan jogja sedikit berubah. Banyak dari mahasiswanya yang pulang kampung. Memang tidak semuanya, tapi yang pulang dan yang tidak dapat dipastikan jika yang pulang lebih mendominasi dari pada yang tidak. Mereka memanfaatkan libur semester untuk berlibur bersama keluarga dikampung halaman, atau sekedar melepas penat setelah enam bulan berjibaku dengan bangku kuliah. Dari sekian banyak yang pulang tersebut yang membuat jogja seakan sepi.
            Pada hari perkuliahan aktif sudah pasti tampak aktifitas para mahasiswa sejak pagi hari. Depan kamar mandi kostan telah terlihat ada yang mengantri untuk mandi. Jalanan mulai diisi oleh macam-macam kendaraan, mobil, motor, sepeda, bahkan para pejalan kaki. Semua itu terlihat biasa saja, dan menjadi santapan sehari-hari. Ada yang lari tergesa-gesa ketempat rental printer, hmm mungkin karena sudah ditunggu dosennya. Makalah yang harus dikumpulkan. Tapi kini, semua itu sirna. Kemanakah mereka? Aku rindu semua peristiwa itu.

By : Arry Potterz

2 komentar:

Thursday, January 17, 2013

Makalah Filsafat (Alam)


KATA PENGANTAR

Mari kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan ini kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul Filsafat Alam”. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas matakuliah Filsafat Ilmu.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari berbagai sumber yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Kepada bapak dosen  pengampu (Bapak H. RIFA'I, Drs., M.A.) yang memberi motivasi dan petunjuk, serta teman-teman KPI angkatan 2012 yang selalu memberikan inspirasi kepada kami untuk menatap masa depan dan bersedia bertukar pemahaman terhadap tema makalah yang kami susun ini. Untuk itu kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu hingga tugas kami dapat terselesikan.
Dalam makalah yang kami buat ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan sarannya yang bersifat membangun sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi dan bisa menambah manfaat bagi kita semua.Amien.



Yogyakarta, 14 Januari 2013


Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya. Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan Ilahiah.
Ketika manusia melihat atau mengalami suatu peristiwa, akan terdorong naluri ingin tahu ­nya, ia pun akan bertanya: apakah ini? Dari mana datangnya?Apa sebabnya demikian? Mengapa demikian? Manusia yang semula tidak tahu, ia akan berusaha untuk mencari tahu kemudian mencari tahu, hingga keingintahu nya terpenuhi. Jika keingintahuannya terpenuhi, sementara waktu ia akan merasa puas. Namun, masih banyak hal yang mengelilingi manusia, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, ada atau yang mungkin ada, yang berarti masih harus diuji kebenarannya. Hal ini kembali mendorong naluri ingin tahu, membuat pertanyaan lain yang yang terus bermunculan.
Terdapat dua cara manusia untuk tahu, yaitu bertanya kepada manusia lain atau bertanya pada diri sendiri dengan melakukan penyelidikan sendiri. Makin lanjut usia seseorang, kemampuan menyelidiki sendiri akan semakin besar, dan akan membuat hasil tahunya menjadi lebih banyak, lebih luas, dan lebih dalam. Semakin banyak dan dalam yang diketahui, ia akan semakin ingin tahu. Sepanjang hidup, naluri ingin tahu akan mendorong manusia untuk terus mencari tahu. Dengan demikian, naluri ingin tahu dapat diartikan sebagai dorongan alamiah yang dibawa manusia sejak lahir untuk mencari tahu tentang segala sesuatu, termasuk hal diri sendiri, dan baru akan berhenti di akhir kesadaran manusia pemiliknya.

B.     Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas akhirmatakuliah Filsafat Ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Filsafat
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan.Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun batasan yang berbeda itu tidak mendasar.Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
1.         Pengertian Filsafat Secara Etimologi
Kata filsafat dalam arti hakikat.berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia.Philo berarti Cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan.Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan. Dalam bahasa Inggrisphilosophia dan Falsafah dalam bahasa Arab.
2.         Filsafat Secara Terminologi
Secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:

·         Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
·         Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
·         Cicero ( (106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
·         Johann Gotlich Fickte (1762-1814) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang menjadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
·         Paul Nartorp (1854 – 1924 ) : filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
·         Imanuel Kant ( 1724 – 1804 ) : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
Read More

0 komentar:

Monday, January 14, 2013

Advice on Debating with Others



  1. Avoid the use of Never.
  2. Avoid the use of Always.
  3. Refrain from saying you are wrong.
  4. You can say your idea is mistaken.
  5. Don't disagree with obvious truths.
  6. Attack the idea not the person.
  7. Use many rather than most.
  8. Avoid exaggeration.
  9. Use some rather than many.
  10. The use of often allows for exceptions.
  11. The use of generally allows for exceptions.
  1. Quote sources and numbers.
  2. If it is just an opinion, admit it.
  3. Do not present opinion as facts.
  4. Smile when disagreeing.
  5. Stress the positive.
  6. You do not need to win every battle to win the war.
  7. Concede minor or trivial points.
  8. Avoid bickering, quarreling, and wrangling.
  9. Watch your tone of voice.
  10. Don't win a debate and lose a friend.
  11. Keep your perspective - You're just debating.
You need to be very polite when disagreeing with someone in English, even someone you know quite well.
With someone you know very well, you can disagree more directly.






Standard Rules for one-on-one Formal Debates

The following rules are the standard rules for debates involving only two participants.
One participant will argue the affirmative side of the topic; the other will argue the negative side. The participants will be agreed in a Proposal thread.

1. The debater for the affirmative side of the debate will create the "Debate" thread and post the first post, setting out his or her main arguments.


2. The debater for the negative side will then reply with his or her own introductory post

3.  There will then be exactly two follow-up and rebuttal posts from each debater, in which the debaters may address and refute points made by the other person, as well as adding any new points that may come up.

4. Finally, each debater will post one concluding post, summing up his or her side of the debate. Following the concluding posts, the thread will be closed.

5. Debaters each have exactly two days from the time of posting of a post by their opponent to post their next post. If they do not post in the required time limit, the debate will be declared finished, and the thread closed.

6. Debaters may not post more than 4 posts in total. Once the 4-post limit is reached, further posts by that debater will be deleted from the thread, but the thread will remain open for posts by the opponent, until either his or her own 4-post limit is reached or until time runs out.

7. Debaters may include links to any supporting information or references in their posts. They may also quote extracted sections of text from other sites.

8. Individual posts may not be longer than 1500 words, including any quotes.

9. Any claims of violations of these rules should be made in the related Discussion thread of the relevant Debate. A moderator may follow up on such complaints, deleting any posts in violation of these Rules, unless the debaters agree to some other mutually satisfactory solution.

10. Other than as provided in Rule 8, debaters may not post in the Discussion thread until after the conclusion of the Debate



Standard Rules for Formal Debates involving "teams"

The following rules are the standard rules for debates involving teams consisting of more than one member each.
One team will argue the affirmative side of the topic; the other will argue the negative side. The members of each team will be agreed in a Proposal thread.

1. A debate will consist of four "Rounds", as described below.

2. One member of the Affirmative team will create the "Debate" thread and post the first post, setting out his or her main arguments. This will start Round 1 of the Debate.

3. Following the initial post, the remaining members of the Affirmative team may each post one post. Each members of the Negative team may similarly post one post.

4. Once all members of both teams have all posted one post each, or when time runs out (see rule 5), Round 1 of the debate will end.

5. There is a time limit for all posts in any single Round of the debate of three days from the post time of the first post of that Round. If a team member has not posted within the time limit, that member forfeits his or her right to post in that Round, and the next Round of the debate may begin.

6. When all team members have made one post in a Round, or when time runs out (see rule 5), the next Round may be started by a debater from either team. The first poster in a given round should clearly indicate that a new Round is beginning, by heading his or her post with a line such as "Round 3"
.
7. Each team member may only make one post in any given Round. This means that each team member will make a maximum of four posts in the entire debate.

8. Round 4 is the last Round of the debate. Debaters should post their conclusions in this round. At the end of Round 4, the Debate thread will be closed.

9. Debaters may include links to any supporting information or references in their posts. They may also quote extracted sections of text from other sites.

10. Individual posts may not be longer than 1500 words, including any quotes.

11. Any claims of violations of these rules should be made in the related Discussion thread of the relevant Debate. A moderator may follow up on such complaints, deleting any posts in violation of these Rules, unless the debaters agree to some other mutually satisfactory solution.

12. Other than as provided in Rule 11, debaters may not post in the Discussion thread until after the conclusion of the Debate.

0 komentar:

Saturday, January 12, 2013

Arti Nama-Nama Anak KPI C


Inilah ARTI nama dari anak2 penghuni KPI C T.A 2012. insyaAllah bermanfaat pkokny..
check this out :
  1. Arik     : Anak Rajin, Incer Karir
  2. Adam  : Anak Dikutuk Ama Mamanya
  3. Ola      : Ora Lanang (Bukan Cowok), Asli Kok
  4. Suhairi : Sudah Hampir Mirip (Ama Nabi Palsu)
  5. Taufik  : Tahu & Kerifik
  6. Hardi    : Hah Agak Rempong Dia
  7. Ani       : Anak Narsis Indonesia
  8. Arli       : Agak Rempong, Lalu Insyaf
  9. Sodri    : Somay Bikinan Sendiri
  10. Lapsee  : Lama Pisah Sama “Ehem-Ehem”
  11. Bela      : Belahan Jiwa Lapsee
  12. Eky       : Enggak Kurang Yeeee
  13. Helmi               : (Juragan) Helm & Minyak
  14. Roihan  : Rodo Isinan, Hah Apa Iya Neng?
  15. Hamim  : Halah Mimpi
  16. Farah     : Faling Rempong Aku,Haahaha
  17. Ita          : Ini Twin Asli
  18. Naim     : Nah Aku Ingin Mikir
  19. Rifki      : Rada Imut, Fadahal Kan I Don’t Know
  20. Fikri       : Aceng
  21. Fajar    : Facaran Atau Jadian, Agak Repot
  22. Cika     : Cicipi, Kurang Apa???
  23. Soleh   : Seolah Lembut Hatinya (Padahal Emang Iya To?)
  24. Ubay   : Uhhh, Bahaya
  25. Alma   : Agak Lola, Maklum (Masih) Anak2
  26. Ratih   : Rada Putih (Haha Garing)
  27. Nadia  : Nakal Dan Iseng Amat
  28. Dian    : Diam2, Agak Nakal
  29. Filza    : Film Zaman Kapan??? (Before Century??)
  30. Febri    : Januari, Februari, Dst....
  31. Yuyun : Yang Usil & Yang Unyu (Bukan Muji Lo)
  32. Anwar : Anwaratussholihah
  33. Zulfi    : Zulfinda & Febrian
  34. Khanza : Kahanan Zaman
  35. Elmi       : Enggak Lama Mikir
  36. Wahyu   : Waduh, Yaudahlah Sekian Dan Terima Kasih (Sekalian Penutup) 


mohon maaf klo tidak enak dihati,,namun bagaimanapun inilah bentuk rasa cintaku pada kalian guys,,agar teringat hingga akhir khayat,hehehe

semoga bermanfaat!!!
Asyhari Amri & KPI C

1 komentar:

Friday, January 11, 2013

Amazing Messi LM10

Zurich - Sudah tiga kali meraih Ballon d'Or, Lionel Messi mengaku masih gugup saat namanya diumumkan sebagai pemenang edisi tahun 2012. 'Bola Emas' keempatnya itu dia persembahkan untuk keluarganya.

Mengumpulkan 41,60% suara dari polling yang dilakukan terhadap kapten dan pelatih tim nasional seluruh anggota FIFA, Messi kembali terpilih memenangi Ballon d'Or. Dia mengalahkan Cristiano Ronaldo yang ada di posisi dua dengan 23,68% suara dan Andres Iniesta yang meraih 10,91%.

Ini merupakan Ballon d'Or keempat yang diraih Messi, setelah sebelumnya dia raih di tahun 2009, 2010 dan 2011. Pesepakbola asal Argentina itu pun menjadi orang pertama yang bisa melakukannya, melangkahi Michel Platini yang pernah tiga kali beruntun.

Dalam pernyataannya usai diserahi Ballon d'Or, Messi mendidikasikan penghargaan yang diraihnya itu untuk keluarnganya. Messi baru kedatangan anggota keluarga baru setelah anaknya, Thiago, lahir dua bulan lalu.

"Menyenangkan bisa memenanginya lagi, untuk keempat kalinya secara beruntun. Saya sungguh gembira. Faktanya, saya selalu menikmati semua yang terjadi pada diri saya. Saya memenanginya, dan saya harap saya bisa terus berlanjut bersama klub dan tim nasional," sahut Messi.

"Saya tidak bisa memikirkan apa-apa dan saya bahkan tidak tahu harus berkata apa. Saya ingin mendidakasikan sukses ini untuk keluarga saya," lanjut Messi seperti dikutip dari situs resmi FIFA.

Sejak kelahiran Thiago pada 2 Novemver 2012 lalu, Messi mencetak 19 gol dalam 1.202 menit pertandingan untuk Barcelona dan Argentina. Jika dirata-rata, pesepakbola 25 tahun itu mencetak gol setiap 63 menit. Demikian dikutip dari Infostrada.

sumber : http://sport.detik.com/sepakbola/read/2013/01/08/054555/2135694/73/ballon-dor-keempat-didedikasikan-messi-untuk-keluarganya

0 komentar:

Sunday, January 6, 2013

Prinsip-prinsip Komunikasi


  1. Prinsip-prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau hakikat komunikasi. Menurut Prof. Deddy Mulyana terdapat 12 prinsip komunikasi, yakni :

1.    Komunikasi Adalah Proses Simbolik
Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.[1] Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang janur kuning didepan rumah atau gedung pertemuan maka itu menunjukkan ada orang yang sedang berhajatan nikahan.
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya kebudaya lain, dari suatu tempat ketempat lain, dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Misalnya adalah untuk menyebut benda untuk minum orang di Indonesia menyebut gelas, orang Inggris menyebutnya glass, dan orang arab menyebutnya dengan kuubun.

2.    Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not communicate). Tidak berarti bahwa setiap perilaku adalah komunikasi. Setiap perilaku manusia sebenarnya punya potensi untuk ditafsirkan. Seperti jika seseorang tersenyum maka bisa ditafsirkan dia bahagia atau senang, sedangkan jika dia cemberut maka bisa jadi dia sedang ngambek.

3.    Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan isi (muatan) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para pelaku komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh, kalimat “aku paham” yang diucapkan dengan nada rendah dan raut muka yang kebingungan maka mungkin artinya bisa sebaliknya.
Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan berbeda bila disampaikan dengan cara yang berbeda. Pengaruh pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda. Cerita yang penuh kekerasan yang ditampilkan dalam acara tv akan mempunyai efek yang besar, seperti akan ditiru oleh anak-anak kecil, namun berbeda efeknya jika cerita yang sama disajikan dalam bentuk cerita dalam buku.

4.    Komunikasi Berlangsung Dalam Berbagai Tingkat Kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak sengaja sama sekali (misalnya ketika anda sedang melamun da nada orang yang memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari (ketika anda menyampaikan presentasi). Namun kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya berkomunikasi. Dalam berkomunikasi sehari-hari, terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Akan tetapi sebenarnya pesan nonverballah yang lebih banyak disampaikan tanpa disengaja. Perlu diketahui jika niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak seseorang untuk berkomunikasi. Banyak kesalahpahaman antar budaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang yang tidak sengaja yang dipersepsi. Ditafsirkan dan direspons oleh orang dari budaya lain.

5.    Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang Dan Waktu
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu dan sebagainya), waktu, sosial, dan psikologis. Seperti contoh, ketika ada seseorang bercanda gurau dalam rumah, pasar ataupun dikantor dipandang hal yang lumrah (boleh), namun lain cerita jika senda gurau itu dilakukan didalam masjid. Waktu, juga mempengaruhi makna suatu pesan. Misalnya dering telepon dimalam hari akan diartikan berbeda dengan dering sama yang berbunyi disiang hari. Begitu juga dengan ketika ada laki-laki yang mengunjungi teman perempuannya pada malam minggu akan dimaknai berbeda dengan ketika dia datang dimalam yang lain.

6.    Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering berlangsung cepat. Seseorang dapat memprediksikan perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Dia tidak dapat menyapa orangtuanya dengan sapaan “kamu” atau “elu”, kecuali bila dia bersedia menerima resikonya, misalnya akan dicap sebagai anak yang kurang ajar.

7.    Komunikasi Bersifat Sistemik
Setiap individu adalah suatu system yang hidup (a living system). Organ-organ dalam tubuh saling berhungan. Begitupula dengan komunikasi, setidaknya ada dua sistem dasar yaitu : Sistem Internal dan Sistem Eksternal.[2] Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam proses komunikasi. Berlainan dengan sistem internal, sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, termasuk kata-kata yang harus dipilih untuk berbicara (verbal), isyarat fisik (non-verbal), kegaduhan disekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan.

8.    Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin Efektiflah Komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan orang yang sedang berkomunikasi. Kesamaan hal-hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingakat ekonomi akan mendorong orang untuk saling tertarik dan pada akhirnya karena kesamaan itulah komunikasi menjadi lebih efektif. Hal yang paling utama adalah bahasa, ketika dua orang sedang berkomunikasi menggunakan bahasa yang sama, ini akan memudahkan kedua orang tersebut untuk saling memahami, namun berbeda jika keduanya menggunakan dua bahasa yang berbeda, dimana satu sama lain tidak mengetahui bahasa orang yang sedang diajak berkomunikasi.

9.    Komunikasi Bersifat Nonsekuensial
Sebenarnya, komunikasi manusia dalam bentuk tatap muka berlangsung dua arah bukan satu arah (linier). Contohnya, ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya dalam suatu rapat maupun kuliah dianggap si “pemberi pesan”, sedangkan para pendengar dianggap si “penerima pesan”, mungkin komunikasi tersebut hanya dianggap satu arah. Namun sesungguhnya telah terjadi proses komunikasi dua arah. Yakni ketika para pendengar menunjukkan perilaku nonverbalnya, semisal anggukan kepala, sebenarnya merekapun adalah “pemberi pesan”.

10.    Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, Dan Transaksional
Seperti waktu, komunikasi juga tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan suatu proses yang sinambung (continuous). Dalam kehidupan manusia, tidak pernah saat yang sama datang atau muncul dua kali. Begitu juga dengan komunikasi, komunikasi terjadi sekali waktu dan kemudian menjadi bagian dari sejarah. Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa peserta komunikasi berubah (dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dan perilakunya). Implisit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses penyandian (encoding) dan penyandian balik (decoding). Kedua proses tersebut terlihat berbeda, tapi sebenarnya adalah terjadi serempak, bukan bergantian. Keserempakan inilah yang menjadi tanda jika komunikasi bersifat transaksi.

11.    Komunikasi Bersifat Irreversible
Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena itu perilaku berlangsung dalam suatu waktu dan tidak dapat “diambil kembali”. Dalam komunikasi, sekali seseorang mengirimkan pesan, maka orang tersebut tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi penerimaa, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Ini sama seperti ketika menembakkan peluru dari pistolnya, maka susah atau bahkan mustahil untuk dapat menarik kembali peluru untuk masuk kedalam pistol tersebut.
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Maka dari itu bagi para komunikator dituntut untuk bisa berhati-hati dalam mengucapkan atau mengatakan sesuatu, sebab, apa yang telah disampaikan tidak dapat “diambil ulang”, meskipun telah berusa keras untuk meralatnya. Missal, seseorang yang sengaja berbohong, sulit bagi orang lain untuk tidak menganggapnya pembohong meskipun sebenarnya apa yang dikatakan setelahnya tidak bohong lagi.

12.    Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan itu mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, tentu saja masalah strukturalnya pun harus dibenahi. Misalnya, meskipun pemerintah bersusah payah menjalin komunikasi yang efektif dengan warga aceh dan papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil bila pemerintah memperlakukan masyarakatnya diwilayah tersebut dengan tidak adil (merampas kekayaan alam dan membawanya kepusat).


[1] Prof. Deddy Mulyana.2012. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Hal 92
[2] Sereno dan Bodaken, hlm. 10-12

0 komentar: