Monday, February 25, 2013

Input KRS (stress)


KRS Stress
            Input KRS, begitulah peristiwa musiman ini disebut. Peristiwa yang hanya ada enam bulan sekali atau lebih tepatnya tiap semester, memang sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah apa saja yang dikehendakinya disemester depan. Begitupun juga dengan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pada masa KRS semester ini semua mahasiswa dibuat sibuk dengan kegiatan ini. Khususnya adalah bagi mahasiswa baru angkatan 2012, mereka yang notabennya tidak mengetahui secara detail bagaimana langkah-langkah tahapan yang harus dilakukan dalam kegiatan ini.
            Semua bingung tak terkecuali aku dan teman-teman kelasku yakni KPI C angkatan 2012. Memang ini adalah kali pertama untuk kami, dan ini yang malah membuat bingung. Ketidak tahuan ditambah dengan kegelisahan, campur aduk rasanya. Namun,
dengan minimnya pengalaman itulah yang coba kami hindari agar tak terjadi kesalahan dalam penginputan KRS yang pertama. Kami mulai membuat janji untuk bertemu disuatu tempat, yang akhirnya disepakati untuk bertempat disebuah kafe sederhana sebut saja G’bol Cafe tentu saja sesuai kantong mahasiswa seperti kami. Tim pansus KRS sudah terkumpul. Tim yang terdiri dari Arik, Yuyun, Hardi, Wahyu, Suhairi, Taufik, dan Roihan, memang menjadi tim pansus layaknya para pejabat negara seperti DPR yang ditugaskan untuk mengurusi hal-hal khusus. Tak berbeda dengan kami, tugas yang diemban cukup berat, apalagi kalau bukan menjadi pusat penitipan “nginput KRS”.
            Jam dinding menunjukkan pukul 23.30, yang itu berarti bersiap diposisi start. Karena berdasarkan informasi yang kami dapat mengatakan jika penginptan KRS dibuka mulai jam 12.00 tepat. Tas mulai dibuka. Laptop keluar dari kandang. Tombol power dipencet. Browser dibuka. Semua siap diposisi masing-masing. Alamat website penyedia layanan sudah diakses. Dan tiba-tiba raut wajah tim pansus berubah, yang semula penasaran dan antusias bertransformasi menjadi kesal dan marah. Tetapi apa yang terjadi? Apakah laptopnya rusak? Tentu tidak. Pengorbanan kami untuk begadang demi peristiwa ini dengan meninggalkan kegiatan paling dinanti-nanti yakni tidur alias molor terasa sia-sia. Server yang seharusnya menjadi serv atau pelayan, tak mampu menyajikan apa yang menjadi kewajibannya. Error! Tak bisa diinput. Tak pelak rasanya ingin berteriak, tapi tak usah karena itu hal bodoh yang dilakukan dalam situasi bodoh. Kami putuskan untuk menunggu hingga beberapa jam kedepan sambil berdoa kecil untuk server SIA (Sistem Informasi Akademik) cepat kembali ke keadaannya yang seharusnya.
            Waktu penantian kami isi dengan berbagai kegiatan. Ada Hardi yang terlihat mulai menata papan catur bersama Wahyu, apalagi yang akan mereka lakukan jika bukan catur. Mungkin sebagai pengusir rasa marah tadi. Sisanya hanya asik dengan gadget masing-masing. Jejaring sosial sekelas Facebook dan Twitter sudah menjadi website wajib untuk dikunjungi. Yuyun sesekali tertawa kecil saat melihat “chat”nya dibalas. Akupun tak mau kalah, namun aku lebih suka untuk mengunggah video kreasiku ke situs youtube. Sembari menikmati minuman yang telah dipesan. Pesananku adalah kopasus (kopi pake susu), sebenarnya aku tak tahu jenis minuman apa ini, semoga saja enak rasanya. Tak terasa hingga waktu terus berjalan. SIA masih belum bisa digunakan. Sial.
            Aku bertambah sial, merasakan kantuk yang cukup kuat dalam kepalaku, asal tahu saja, jika malam sebelumnya aku juga sudah begadang. Bukan kegiatan sama seperti malam ini, melainkan menyaksikan pertandingan kesebelasan andalanku. Siapa lagi kalau bukan FC Barcelona. Tapi itu sangat tidak penting, yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya agar kami “pansus KRS” dapat segera mengerjakan tugas dan kewajiban kami. Semua terlihat masih menunggu sambil sesekali mengintip website SIA.
Wajah bosan dan lelah tergambar jelas diraut wajah kami, akhirnya kami putuskan untuk mencari penyegaran dan sejenak melupakan website sialan SIA ini. Tanpa pikir panjang, langsung kami putuskan untuk pergi ke “alun-alun selatan” kota Jogjakarta. Ya itulah kami. Untuk urusan main ataupun bepergian selalu cepat dalam berpikir, menjadi suatu kelebihan dan sekaligus kekurangan kami. Tujuan awal hanya untuk menghilangkan penat, tapi pada akhirnya perjalanan dini hari ini lebih terasa sebagai perjalanan wajib ataupun menjadi yang inti hari ini. Urusan KRS hilang sudah dari pikiran kami, yang ada dalam pikiran kami hanyalah bagaimana caranya memecahkan mitos melewati dua beringin besar yang ada dengan mata tertutup tanpa ada kesalahan. Jika berhasil dipercaya jika apa yang diinginkan niscaya akan terkabul. Sebagai pembuka, wahyu mencoba pertama. Dapat ditebak, gagal adalah hasil paling cocok untuknya. Tak mau ketinggalan akupun mencobanya, percobaan satu punyaku pun gagal. Aneh. Terasa ada yang menghalangiku untuk dapat menembus kokohnya pertahanan dua beringin tersebut. Juga serasa ada yang menggiringku untuk berjalan melebar dari sasaran. Yang lain turut unjuk gigi, sebut saja Yuyun & Roihan, mereka berdua seolah tak mau kalah, hasilnya ya sama seperti yang lain tidak berhasil alias gagal.
            Tak kehabisan akal aku coba untuk mengakali mitos ini, begitu pikirku. Tiba-tiba saja muncul ide dalam pikiranku. Aku beride bagaimana jika aku hitung dulu jumlah langkahku, agar aku dapat melangkah yakin dalam berjalan. Karena yang menjadi masalah adalah ketika kita berjalan pasti akan merasa khawatir menabrak pagar yang mengelilingi poho n beringi tersebut. Itulah sebabnya aku mencoba untuk menghitung jumlah langkah tersebut dahulu. Hingga akhirnya aku dapat berhasil mengakalinya, Alhamdulillah, setelah sekian kali aku mencoba. Dan yang aku inginkan hanya untuk dapat bisa kembali satu kelas bersama teman-temanku lagi, kebahagiaan yang tiada akan berhenti. Amien.

Spesial Thanks to : semua mahasiswa yang telah mau menjadi teman bahkan sahabat bagiku. Tak dapat aku ungkapkan beribu rasa terima kasih dariku untuk kalian. Semoga apa yang menjadi kenangan dalam benak pikiran akan selalu terkenang hingga akhir masa.

2 comments: