Sunday, December 16, 2012

Terrorism Never Dies



Terrorism is a word that has always been a hot topic. Especially in the land of emerald equatorial Indonesia. There have been many events that happened to this country in terms of terrorism. Since from the past until recently, ranging from Kuta Bali bombing and the JW Marriot bombing. Why are so many terrorism that plagued the country. Who is wrong? Are the law enforcement has a duty to secure, but did not do its job with no professional? Now many questions arise as to the cause or the root causes of terrorism in Indonesia.
Terrorists always use the reason for the name of Islam launch the action. Terrorists thought if what they did was jihad. Jihad is defined by terrorists as a good thing, even for those things that need to be considered jihad fought and important for establishing goodness or truth in Indonesia. Actually, terrorist is wrong in interpreting the theory of jihad in the religion of Islam. It is true, in a known Islamic concept of jihad. At the time of the Prophet Muhammad first identified with the fight jihad against unbelievers. However, in interpreting its own jihad would be better if you look at the context first. Is it true if jihad is fighting the west is labeled by the terrorists as an infidel? Certainly that is not easy. Keep in mind what the true meaning of jihad, jihad is derived from Arabic meaning jahada-yujahidu were full. Then it would be nice if the jihad is perceived as seriously.
Actually a lot of things behind the terrorism in Indonesia. However, if only the pure doctrine given by the main character to the new recruits? The doctrine of jihad terrorism in the form of concept that promises an abundance of merit and goodness. The terrorists will be lured in the form of beautiful things, such as to heaven if you die in the line of duty. Then the most important economic factor, why? Since nearly most people recruited into a terrorist is a person who has a weak economy. They promised to get money or livelihood. This is evident from the life obtained by the terrorists in the day to day. They can survive without working, but it actually takes to prepare a bombing of fund.
True, the concept of Jihad in Islamic teachings. However, not a jihad that has been exhibited by terrorists, such as Dr. Azhari and Imam Samudra etc. The concept of jihad should be implemented in a variety of activities, not only bombed in the name of establishing religion. It is not like that, here is intended if in carrying out all the things in earnest. Such as the student, should be serious in learning. For a teacher was supposed to teach the students seriously, not just  go to class and through it away. It must be a Muslim to understand the meaning of jihad, more broadly, not just from a narrow angle.
By : Asyhari Amri

0 komentar:

Friday, December 14, 2012

Terroris Never Die



Terorisme adalah salah satu kata yang selalu menjadi topik hangat untuk dibicarakan oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Terutama dinegeri jamrud katulistiwa Indonesia. Telah banyak kejadian yang menimpa negeri ini dalam hal terorisme. Sejak dari dulu hingga baru-baru ini, mulai dari bom Kuta Bali, bom hotel J.W. Marriot, dan beberapa saat lalu ketika pos polisi diserbu oleh bom molotof  oleh orang yang tak dikenal. Mengapa begitu banyak sekali terorisme yang melanda negeri ini? Apakah yang salah? Apa sistem keamanan yang kurang baik sehingga menjamurnya para teroris. Atau siapakah yang salah? Apakah para penegak hukum yang mempunyai tugas untuk mengamankan namun tak melakukan tugasnya dengan tidak professional? Kini timbul banyak pertanyaan mengenai penyebab atau akar permasalahan terorisme di Indonesia.
Pelaku terorisme atau teroris selalu menggunakan alasan dasar nama agama Islam untuk melancarkan aksinya. Teroris berpendapat jika apa yang mereka lakukan adalah jihad. Jihad diartikan oleh teroris sebagai sesuatu yang baik, bahkan bagi mereka jihad dianggap hal yang perlu diperjuangkan dan penting demi mengakkan kebaikan atau kebenaran di Indonesia. Namun inikah yang disebut dengan jihad dengan benar? Sebenarnya teroris salah hanya dalam mengartikan teori jihad dalam agama islam. Memang benar, dalam islam dikenal suatu konsep jihad. Pada zaman masa Nabi Muhammad dahulu jihad diidentikkan dengan berperang melawan kaum kafir. Para Shahabat Nabi yang ikut berperang dianggap sedang berjihad. Akan tetapi dalam mengartikan jihad sendiri alangkah lebih baik jika melihat konteks terlebih dahulu. Pastaskah jika jihad yang dimaksud adalah memerangi kaum barat yang dicap oleh teroris sebagai orang kafir? Tentu saja tidak segampang itu. Perlu diketahui apa arti jihad yang sesungguhnya, jihad berasal dari bahasa arab yaitu jahada-yujahidu yang berarti sungguh-sunguh. Kemudian alangkah baiknya kalau jihad dipersepsikan sebagai sungguh-sungguh.
Terroris Never Dies
Sebenarnya banyak hal yang melatarbelakangi terorisme di Indonesia. Namun, apakah hanya murni dari doktrin yang diberikan oleh para tokoh utama kepada rekrutan baru? Doktrin terorisme berupa konsep jihad yang menjanjikan melimpahnya pahala dan kebaikan. Para teroris baru akan diiming-imingi berupa hal-hal indah, seperti masuk syurga jika mati dalam menjalankan tugas. Kemudian yang paling penting adalah faktor ekonomi, mengapa? Karena hampir kebanyakan orang yang direkrut menjadi teroris adalah orang yang mempunyai ekonomi lemah. Mereka dijanjikan untuk mendapat uang ataupun penghidupan. Ini terbukti dari kehidupan yang didapatkan oleh para teroris dalam sehari-harinya. Mereka dapat bertahan hidup tanpa bekerja, selain itu sebenarnya untuk menyiapkan suatu pemboman dibutuhkan dana yang tidak sedikit.
Memang benar, Islam mengenal konsep Jihad dalam ajarannya. Akan tetapi bukan berupa jihad yang telah dipertontonkan oleh para teroris, misalnya Dr. Azhari dan Imam Samudra dkk. Konsep jihad seharusnya diimplementasikan dalam berbagai kegiatan, tidak hanya membom atas nama menegakkan agama. Bukanlah seperti itu, disini dimaksudkan jika dalam melaksanakan segala suatu hal dengan sungguh-sungguh. Semisal sebagai sorang mahasiswa, hendaknya dapat bersungguh-sungguh dalam belajar dan mengerjakan tugas. Bagi seorang dosen pun seharusnya mengajar para siswanya dengan sungguh-sungguh, bukan hanya asal masuk kelas dan melaluinya begitu saja. Haruslah seorang muslim untuk memahami arti dari jihad secara lebih luas, bukan hanya dari sudut sempit.

0 komentar:

Thursday, December 13, 2012

Seminar Nasional dan Sosialisasi Membangun Budaya Digital di Perguruan Tinggi



(4/12/2012) Pusat Komputer dan Sistem Informatika (PKSI) UIN Sunan Kalijaga adakan Seminar nasional dengan tema "Digital Lifestyle Experience for Higher Education". Acara  ini diadakan digedung Convention Hall dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, karyawan dan masyarakat umum. Seminar ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. H. Musa Asy'arie dengan Gong Digital. Menurut Ketua PKSI, Agung Fatmanto, Ph.D., kegiatan ini diadakan sebagai komitmen UIN Sunan Kalijaga dalam mewudkan kampus digital dan sebagai upaya membangun budaya  digital di perguruan tinggi. “ Di era globalisassi saat ini, perguruan tinggi harus memaksimalkan pengunaan tekhnologi digital, mengingat perkembangan arus informasi yang begitu pesatnya, hal ini sebagai imbas dari kemajuan dunia digital yang terjadi saat ini. Penerapan teknologi digital juga harus dibarengi dengan peningkatan pengetahuan teknologi komputerisasi bagi seluruh civitas kampus, baik dosen, pegawai dan mahasiswanya, agar menjadi sinergisitas”, tutur Agung Fatmanto yang juga dosen pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam seminar ini menghadirkan Ryan Fabella (Client Software Architec IBM), Pepita Gunawan (Indonesian Google Southeast Asia dan Agung Fatmanto, Ph.D. sebagai pembicara.
Dalam sambutannya Musa Asyarie menyampaikan bahwa, UIN Sunan Kalijaga akan senantiasa mengembangkan kampus menuju kampus digital, karena, dengan penerapan teknologi digital, semua akses informasi akan menjadi mudah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat seharusnya kita manfaatkan dan direspons secara positif, jangan sampe dengan perkembangan itu kita malah menjadi keblinger. “ Saat ini kita sudah dikuasai oleh dunia ‘kotak’, karena sebagian besar alat teknologi yang kita gunakan berbentuk kotak, PC, Monitor, PC Tablet, HP, Laptop semuanya berbentuk kotak. Melihat hal ini, kita jangan sampai dikotak-kotakkan oleh barang ‘kotak’ ini. Karena dengan barang ‘kotak’ ini individualisme akan semakin meningkat, untuk itu filter dalam penggunaan teknologi di era digital ini sangat penting”, tutur Musa.
“ Dalam acara ini juga dihadiri oleh delegasi PTAIN se-Indonesia dan delegasi pusat komputer Perguruan Tinggi dan civitas Mahasiswa se-DIY ”, tambah Agung. *(Doni Tri W-Humas UIN Suka)
 Sumber : http://www.uin-suka.ac.id/berita/dberita/674

0 komentar:

Wednesday, December 5, 2012

Bersiaplah! Wabah Alay Melanda !


Bersiaplah! Wabah Alay Melanda !
alay
            Mungkin kalimat plesetan seperti “loe gue end”, “capek dech” dan “prikitiew” yang sempat menjadi tren, sudah tidak lagi sering kita dengar. Seiring pergantian zaman revolusi kalimat plesetan terus pula berganti. Biasanya kata-kata ini diperkenalkan oleh kalangan artis atau pelawak. Dalam berbagai acara sitkom (situasi komedi) maupun acara humor para pelawak selalu menyebutkannya. Selain muncul dalam acara komedi, kalimat ini juga muncul sebagai jargon produk iklan. Ini dikarenakan banyak orang memang menggandrungi kalimat lucu alias konyol. Tidak hanya menjadi tren artis belaka, akan tetapi hampir semua lapisan masyarakat sangat fasih melafalkannya. Bahkan, anak kecil seusia SD tidak lagi canggung mengucapkannya. Sekarang kalimat itu disebu dengan kalimat alay.
            Dewasa ini kalimatnya sudah berevolusi, bukan lagi “loe gue end”, “capek dech” dan “prikitiew”. Melainkan “ciyus”, “miyapa” dan “gue harus bilang wow gitu”. Sekedar bermula dari iklan dan acara komedi, wabah alay telah menyerang berbagai kalangan pemuda yang disebut dengan “alayer”. Mulai dari siswa, mahasiswa dan anak-anak kecil. Dari kampus, sekolah, tempat umum dan dimanapun kita sudah pasti akan sering mendengarnya. Dalam kampus penulis sendiri, hampir semua mahasiswanya sangat fasih melafalkannya. Dalam berbagai kegiatan para mahasiswa tidak sukar untuk mengucapkannya, yang paling parah adalah mereka juga tidak ragu menggunakan kalimat alay dalam sesi perkuliahan. Dosenpun merespon dengan dingin, karena memang dianggap kalimat itu sudah lumrah dikalangan mahasiswa. Contohnya adalah ketika ada seorang dosen yang memberikan tugas dadakan kepada mahasiswanya, dengan serempak layaknya paduan suara seisi ruang menjawab “ciyus pak?”.
            Efek yang sangat luar biasa ditimbulkan dari kalimat-kalimat alay ini, bukan hanya dijadikan “guyonan” semata. Akan tetapi sudah menjadi gaya hidup. Terbukti, layaknya jamur dimusim hujan merebaknya para alayer dari hari kehari semakin banyak. Dalam berbagai kegiatan, kalimat alay tak terbendung lagi bagaikan lagu kebangsaan yang dinyanyikan pesepakbola sebelum memulai pertandingan. Ini semacam ritual wajib dan kurang afdol untuk tidak mengucapkannya. Penulis sendiri juga sangat fasih menyebutkan kalimat alay tersebut, dan tidak mau ketinggalan untuk terus beralay ria. 

2 komentar:

Thursday, November 29, 2012

Resume Materi Akhlak


1.    Pengertian Akhlak, Etika dan Moral

Akhlak berasal dari bahasa arab “akhlaq” yang mempunyai arti perangai atau perilaku, sedangkan menurut istilah Akhlak adalah perilaku yang yang ada pada diri sendiri tanpa adanya paksaan atau tidak di buat-buat, dan terjadi atau datang dari diri sendiri. Sumber Akhlak yaitu dari Al-Qur’an dan Hadits.
Etika yaitu penilaian tentang baik dan buruk yang mana etika ini bersumber dari akal fikiran manusia.
Sedangkan, Moral yaitu penilaian tentang baik dan buruk sama halnya seperti etika hanya saja moral ini bersumber dari adat istiadat.
Ciri-ciri akhlak dalam islam
-          Bersifat Rabbani ( ketuhanan )
-          Bersifat Universal, aturannya menyeluruh ke segala aspek.
-          Bersifat Manusiawi
-          Bersifat keseimbangan, yaitu antara lahir dan bathin seimbang.
-          Bersifat realistik, yaitu menjadi penuntun hidup, baik itu individu atau masyarakat.

2.    Pengertian Tasawuf

Beberapa  pengertian tasawuf menurut bahasa, yaitu :
1.      Berasal dari kata “Shuf” yang berarti bulu domba, di sebut demikian karena para ahli sufi terdahulu selalu memakai baju dari bulu domba yang mana itu melambangkan kesederhanaan.
2.      Dari “Ahlu Shifat” pengertian ini diambil dari kisah para sahabat nabi yang ikut hijrah ke Madinah bersama Rasulullah, dan mereka selalu tinggal di teras masjid Madinah untuk berdzikir dan memperbaiki akhlaknya, serta pasrah kepada Allah.
3.      Berasal dari kata “shoofii” (orang suci) yaitu orang-orang yang senantiasa membersihkan kotoran-kotoran yang ada di hati.
4.      Berasal dari bahasa Yunani “Shofia” yang berarti orang-orang yang bijaksana.
5.      Dari kata “Shaf” yaitu barisan terdepan yang dekat dengan Tuhan.
Namun secara istilah tasawuf berarti orang yang selalu dekat dengan Allah, berlaku bijaksana dalam hidup dan ma’rifat kepada tuhannya. Tujuan dari tasawuf yaitu agar bahagia lahir dan bathin serta mendapat ridho Allah SWT.
Sumber-sumber ajaran Tasawuf
1.      Ada sebagian golongan yang mengatakan bersumber dari ajaran Hindu-Budha, padahal teori itu tidak benar, karena Hindu-Budha tidak berkembang di jazirah Arab (Makkah-Madinah).
2.      Tasawuf murni bersumber dari agama islam mengikuti ajaran Rasulullah SAW, dan tertera dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186.
Fungsi umum akhlak Tasawuf
-            Menjadikan akhlak Rasulullah sebagai acuan untuk kehidupan kita
-            Dapat menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat
-            Membuat jiwa kita lebih tenang dan teduh
-            Menumbuhkan kesadaran sosial
Sedangkan fungsi khusus dari tasawuf yaitu membersihkan hati, agar memudahkan kita berhubungan dengan Allah.
3.    Akhlak tercela
a.       Khubbu dunia ( cinta dunia ) ciri-cirinya yaitu takut akan kematian
b.      Thoma’ atau serakah
c.       Mengikuti hawa nafsu
d.      Ujub atau bangga diri
e.       Riya ( pamer atau berbuat suatu kebaikan bukan karena Allah tetapi ingin di puji oleh orang lain )
f.       Takabbur ( sombong )

2 komentar:

Thursday, November 8, 2012

Materi Nasionalisme PKn


Pembahasan Masalah


  1. Bagaimana toleransi yang bercorak ketimuran yang dijiwainilai-nilai pancasila menurut Ir. Soekarno?
Sebelum kita terlalu jauh membahas soal ini, akan lebih baik jika hal pertama yang harus diketahui adalah apa itu toleransi, apa itu toleransi bercorak ketimuran menurut Ir. Soekarno. Pertama, apa itu toleransi, toleransi adalah kepedulian ataupun tenggang rasa yang dimiliki seseorang untuk bisa hidup bersama dalam kedamaian. Karena kehidupan dunia ini yang sangat pluralitas bisa dibayangkan jika tidak ada toleransi maka yang terjadi hanyalah konflik dan perselisihan.
Hamper semua orang sepakat jika bangsa timur adalah suatu bangsa yang memiliki rasa toleransi tinggi, kemudian juga bangsa timur terkenal dengan rasa sosial cukup tinggi, maka dari itu Ir. Soekarno mengembangkan toleransi yang bercorak ketimuran untuk membangun identitas nasional. Makna nilai pancasila :
a)      Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
b)      Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c)      Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d)      Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.
e)      Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

Bangsa Indonesia yang sedang mengalami krisis multi dimensi dan krisis identitas, nampaknya semua pihak khususnya pemerintah perlu untuk lebih membumikan kembali ajaran dan nilai – nilai agung yang dikandung Pancasila. Mengingat generasi muda yang notabene akan menjadi penerus tongkat estafet perjuangan mulai ikut terseret derasnya arus globalisasi dan mulai meninggalkan warisan luhur nenek moyang yang menjadi roh dari Pancasila itu sendiri.
  1. Bagaimana nilai dan norma yang sedang berkembang dimasyarakat dalam kaitannya dengan identitas nasional?
Apa itu nilai? Sebelumnya harus terlebih dahulu diketahui apa artinya, nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut :
·       Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia
·       Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen)
·       Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai
Kemudian yang juga harus diketahui adalah apa arti identitas nasional itu sendiri. Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang meleket pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan “Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama, bahasa, maupun non fisik, seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Dalam pengertian lain kata national merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok dalam benuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Jadi “Identitas Nasional” adalah suatu kelompok yang memiliki cirri dan melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.
Jadi, setelah kita mengetahui pengertian diatas maka untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana nilai dan norma yang sedang berkembang dimasyarakat dalam kaitannya dengan identitas nasional? Nilai yang sedang berkembang dimasyarakat adalah norma gotong royong, yakni ketika semua masyarakat melakukan suatu hal secara bersama sama secara tidak langsung ini menghasilkan suatu persatuan, dengan seperti itu maka identitas nasional akan mudah terlihat dan akan sangat kuat efeknya.
  1. Mengapa pengembangan kebudayaan dikatakan bisa untuk membina dan mengembangakan identitas nasional?
Karena kebudayaan adalah salah identitas nasional kita, budaya sebagai pemersatu kita. Sebagai contoh kain batik, orang sudah paham jika kain batik adalah kain yang merupakan ciri dari orang Indonesia, maka dari itu sangatlah penting peran kebudayaan untuk bisa mengembangkan identitas nasional. Faktor-faktor pembentuk identitas nasional :
·         Primordialisme
·         Keagamaan (sakralitas Agama)
·         Pemimpin Bangsa
·         Sejarah Bangsa
·         Perkembangan Ekonomi

0 komentar:

Monday, November 5, 2012

Resume Mata Kuliah Tauhid


Resume Materi Tauhid

1.    Pengertian Tauhid
Perkataan Tauhid berasal dari bahasa Arab, masdar dari kata wahhada - yuwahhidu, secara etimologis Tauhid berarti keesaan. Maksudnya, iktikad atau keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa; Tunggal; Satu. Pengertian ini sejalan dengan pengertian tauhid dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Allah SWT”. Mentauhidkan berarti “mengakui keesaan Allah; mengesakan Allah”
Sedangkan definisi Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada pada-Nya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan.
2.    Konsep dasar tentang Iman, Syirik, Kafir, Munafik, Fasiq
Iman adalah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan apa-apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Iman dianggap sempurna bila betul-betul diyakinkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan. Orang yang beriman disebut “Mukmin” dan orang yang dianggap beriman adalah orang yang percaya terhadap rukun iman. Rukun iman :
v  Iman kepada Allah
v  Iman kepada Malaikat
v  Iman kepada Kitab-kitab Allah
v  Iman kepada Nabi dan Rasul
v  Iman kepada Hari Kiamat
v  Iman kepada Qadha dan Qadar
Syirik adalah menyekutukan Allah yakni menganggap atau percaya ada sesuatu yang menyamai Tuhan, baik didalam zat dan sifat. Dan percaya bahwa bahwa ada sesuatu yang mempunyai kekuasaan mutlak selain Allah. Hakikat syirik adalah memberikan sifat ketuhanan kepada makhluk.
Kafir adalah orang yang ingkar kepada Tuhan (Allah). Ingkar yang dimaksud adalah dimana seseorang sudah tidak lagi memperdulikan ataupun tidak lagi beriman kepada Allah SWT.
Munafik adalah yang berkata iman padahal hatinya tidak. Ciri-ciri orang munafik menurut hadis Nabi ada 3 yaitu : bila berkata ia berdusta, bila berjanji ia mengingkari dan bila dipercaya ia berkhianat.
Fasiq adalah orang yang beragama Islam namun suka melanggar syara’. Seperti contohnya ada seseorang Muslim dan mengetahui hokum melaksanakan ibadah Sholat akan tetapi dia tidak menjalankannya. Nah, seperti itulah yang disebut fasiq.
3.    Hal-hal yang dapat mengotori aqidah
       Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang dapt mengotori aqidah, diantaranya :
v  Tawakal bukan kepada Allah SWT
v  Tidak mengakui karunia Allah SWT
v  Taat bukan kepada Allah SWT
v  Beramal bukan kepada Allah SWT
v  Tidak menegakkan hukum Allah SWT
v  Mencintai dunia saja, tanpa menghiraukan akhirat
4.    Konsep takdir dalam peningkatan mutu sumber daya manusia
Takdir adalah suatu ketetapan akan garis kehidupan seseorang. Sedangkan Islam mengenal takdir dengan sebutan Qadha dan Qadar. Untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia, sudah seharusnya lah kita selalu berusaha dan berdo’a, dan jangan hanya mengandalkan do’a saja ataupun cuma hanya berusaha saja. Antara usaha dan do’a haruslah seimbang, tanpa keduanya tak ada artinya. Ketiadaan potensi ikhtiar pada manusia meniscayakan takdir menjadi tidak bermakna begitu pula sebaliknya. Ada beberapa poin yang berhubungan tentang peningkatan mutu sumber daya manusia, yaitu :
v  Orang yang percaya kepada Qadha Allah dan Qodar-Nya sangat jauh dari tabiat dengki yang mendorongnya kepada kejahatan,
v  Barsifat berani, tidak penakut karena dia beriktikad bahwa tidak terjadi kesukaran atau kemudahan, kekayaan ataukekurangan,hidup dan mati melainkan semuanya adalah ketetapan Allah SWT.
v  Iman kepada Qadhar tidak menghalangi untuk beramal dan berusaha
v  Tidak diperbolehkan beralasan dengan Qadar untuk meninggalkan usaha
5.    Aqidah dan fungsi tauhid bagi kehidupan manusia
     Aqidah Islam sering disebut tauhid.
Tauhid sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena Tauhid tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia dari kesesatan dan kemusrikan, tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian seseorang. Ia tidak hanya berfungsi sebagai aqidah tetapi berfungsi pula sebagai falsafah hidup. Apabila tauhid tertanam kuat dalam jiwa seseorang, ia akan menjadi suatu kekuatan batin yang tangguh. Kekuatan itu akan melahirkan sikap positif dalam realitas kehidupannya sehari-hari. Sebab tauhid mengandung sifat-sifat :
v  Sebagai sumber dan motivator perbuatan kebajikan dan keutamaan
v  Membimbing manusia kejalan yang benar, sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadat dengan penuh keikhlasan
v  Mengeluarkan jiwa manusia dari kegelapan, kekacauan, dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan
v  Mengantarkan umat manusia kepada kesempurnaan lahir dan batin
6.    -    Manusia dan perbedaan pendapat
Dengan akal dan panca indera yang ada pada diri manusia sangat memungkinkan adanya perbedaan yang terjadi, ini dikarenakan karena manusia dalam melihat suatu hal selalu berbeda satu sama lain. Sebab-sebabnya antara lain :
v Kejanggalan suatu persoalan
v Lain kecondongan dan watak
v Perbedaan lapangan ilmu
v Mengikuti orang-orang terdahulu
v Perbedaan pengetahuan dan cakrawala tahu
-          Perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin
Kaum muslimin mengenal perbedaan pendapat dalam berbagai lapangan keilmuan dan aneka macam aliran, namun perbedaan pendapat tersebut tidak mengenai inti dalam ajaran Islam. Kaum muslimin tidak berbeda pendapatnya dalam berbagai hal itu. Yaitu :
v Keesaan Tuhan (Allah)
v Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul Allah
v Kedudukan Al-Qur’an sebagai wahyu dan mukjizat dari Allah
v Rukun islam
v Rukun
Disamping adanya faktor kemanusiaan secara umum yang menyebabkan perselisihan-perselisihan atau perbedaan pendapat dalam kalangan kaum muslimin yang telah disebutkan diatas, terdapat pula beberapa faktor lainnya yang menyebabkan hal itu. Beberapa hal tersebut ialah:
v Fanatik kesukuan dan ke-Araban
v Perebutan kekuasaan
v Pengaruh agama lain
v Penerjemahan buku-buku filsafat
v Merebaknya persoalan-persoalan yang rumit dan pelik
v Interpretasi penerjemahan ayat-ayat mutasyabihat dalam Al-Qur’an
v Jurisprudensi dalam hukum-hukum islam
IslamKarena sebab-sebab tersebut, maka kaum muslimin mengenal berbagai aliran-alirandalam tiga lapangan, yaitu :
v Lapangan hukum Islam (fiqih) : Madzhab Hanafi, Hambali, Syafi’i dsb
v Lapangan politik : Syi’ah, Khowarij, Jumhur dsb.
v Lapangan ilmu kalam : Asy’ariyah, Mu’tazillah dsb.

0 komentar: