Friday, March 15, 2013

Komentar Anas Urbaningrum


Menurut hemat penulis, setelah membaca artikel dalam koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 25 Februari 2013 dalam rubrik tajuk rencana yang berjudul “Anas Menantang, Menyerang, Dan Mengancam”. Penulis berpendapat jika memang sudah menjadi rahasia umum jika ada sebuah istilah “tidak ada maling yang mau mengaku sebagai maling” sangat cocok dengan permasalahan yang sedang menimpa Anas Urbaningrum. Setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Anas mengaku jika dirinya tidak terlibat dan hanya difitnah oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun, apakah perkataan Anas ini dapat dipercaya? Sulit sekali memang rasanya membedakan mana yang salah dan mana yang benar dalam kamus perpolitikan Indonesia. Selain politik yang sudah terlanjur dicap kotor dan buruk oleh sebagian masyarakat semakin menguatkan mosi tidak percaya bahwa apa yang dikatakan mantan ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) ini benar. Penulis percaya jika apa yang dilakukannya hanyalah sarana perlindungan diri ataupun mencoba menjaga imagenya dimata kalangan luas.
Yang cukup menarik dari statement Anas saat memberikan konferensi persnya terhadap publik adalah sikapnya yang sangat tenang dan terlihat sangat yakin jika dirinya tidak bersalah, akan tetapi lupakah kita terhadap apa yang pernah ia sampaikan dalam wawancaranya dimedia massa televisi, ia sempat mengatakan “korupsi satu rupiah saja, silahkan gantung Anas diatas Monas”. Ini ia katakan sebelum dijadikan tersangka oleh KPK. Pada faktanya kini ia telah resmi dijadikan tersangka oleh komisi yang bergerak dalam kasus korupsi ini. Kemudian KPK dalam memberikan status tersangaka juga bukan asal sekedarnya, tapi sudah mempunyai alat bukti yang kuat sehingga dapat menjerat Anas menjadi tersangka. Dan terlebih lagi yang cukup mencengangkan adalah ia beranggapan jika dirinya dikhianati oleh para koleganya dari partai Demokrat, lalu ia bahkan berani menyerang Presiden SBY. Ia berpikir jika ia tidak dibutuhkan dan tidak dianggap oleh mantan partainya itu.
Akan tetapi memang bagaimanapun sekarang adalah status Anas yang masih sebagai tersangka. Jadi semua yang didugakan kepada is masih bersifat sangkaan, ini berarti masih ada proses yang lebih panjang untuk dapat melihat apakah ia benar-benar bersalah atau tidak. Semoga saja proses hukum yang ada berjalan dengan baik tanpa ada intervensi dari kalangan manapun agar hukum dapat terasa adil dan pas. Tidak ada yang dirugikan dan untungkan. Inilah asas keadilan yang saat ini serasa keadilan itu seperti berkurang keadilan.
Kasus anas memang sangat cepat sekali merebak bagaikan api kebakaran yang merambat secara cepat dari satu rumah kerumah yang lainnya. Bagi banyak kalangan tentu saja berbeda-beda tanggapan atas kasus ini, ada yang bilang bahwa memang ada yang menjebak Anas dan menginginkan agar ia dimasukkan kepenjara oleh para lawan politik ataupun orang yang tidak suka terhadap dia. Ini diperkuat dari beberapa pernyataan Anas yang mengatakan jika dirinya telah dijebak oleh seseorang, ia berkata “memukul memakai tangan orang” yang maksudnya adalah ada seseorang yang memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Anas juga berujar ini hanya sebuah babak awal dari kisah hidupnya, dan menutup lembaran yang sudah lalu. Entahlah, apakah yang dikatakannya benar atau salah. Yang penting kita hanya bisa menunggu lebih lanjut kelanjutan dari proses hukum dari pihak yang berwajib. Semoga adil dan sesuai yang sebenar-benarnya.
Tapi ada juga yang menganggap jika Anas sudahlah terbukti bersalah, dengan mengacu pada apa yang telah disampaikan oleh KPK dalam konferensi persnya saat mengumumkan status Anas, mengatakan bahwa ia disangka telah melanggar beberapa pasal tindak pidana korupsi. Maka sudah jelas bahwa dia terbukti bersalah.

0 komentar: