Thursday, April 11, 2013

Tugas Makalah Studi Agama Kontemporer


“Berbeda? Tak Mengapa!”
            Sebenarnya dalam mengerjakan tugas mata kuliah ini penulis masih agak bingung, kisah mana yang harus disampaikan. Karena sejak kecil hingga besar penulis sudah hidup dalam dunia yang bersifat homogen (sama/sejenis), maksudnya adalah semua orang yang hidup dilingkungan penulis semuanya adalah orang yang beragama islam (muslim / muslimah). Sehingga kehidupan yang terjadi terasa sama dan tidak ada sesuatu yang spesial.
            Namun, semenjak penulis memutuskan untuk pergi dari rumah guna menuntut ilmu dikota pelajar yaitu kota Yogyakarta, dari sinilah awal mula kehidupan keberagaman agama penulis bermula. Yakni disaat penulis mencari kosan untuk tempat tinggal sementara selama dijogja penulis mendapati kos yang masih kosong. Dan ternyata kos itu adalah sebuah kos yang berisi keberagaman, karena penghuninya yang tidak hanya berada dalam satu paham (heterogen). Memang, dalam kos ini mayoritas penghuninya adalah orang beragama islam namun juga ada yang bergama kristen. Dan kebetulannya lagi adalah penulis kebagian kamar yang posisinya tepat disamping kamar dari orang non-islam tersebut. Penulis tahu jika kamar disampingnya adalah beragama kristen setelah melihat sekejap gambar yang menghiasi kamar tersebut berupa gambar-gambar keagamaan, seperti gambar Yesus, kemudian ada juga lambang salib yang tertata rapi didindingnya.
            Penulis semakin tahu pasti setelah berkenalan dengan dia, namanya sebut saja John. Setelah bercakap-cakap, diketahui jika dia adalah mahasiswa salah satu Universitas Kristen terkemuka di Yogyakarta. Hidup bersama-sama dengan orang non-muslim kupikir akan menambah wawasan dan pengalaman hidup baru bagiku, karena dari dulu penulis hanya hidup bersama orang yang berkeyakinan sama terus. Ternyata hidup bersebalahan dengan John sama saja dengan hidup bersama teman kos yang lainnya yang muslim, semuanya terasa sama saja dimata penulis. Hanya saja ada sedikit perbedaan yang mendasar, apalagi kalau bukan masalah kepercayaan, namun itu tak menghalangi kami untuk bisa akrab dan berteman dengan baik.
            Hidup dalam keberagaman memberikan pemahaman baru bagi penulis, ternyata kita bisa hidup bersandingan tanpa ada suatu problem yang berarti dengan orang yang berbeda keyakinan dengan apa yang kita percayai.
            Pengalaman selanjutnya yang cukup berkesan dalam hidup penulis adalah ketika penulis berhasil mengikuti lomba dan masuk finalis “DUTA MAHASISWA GENRE D.I. YOGYAKARTA 2013” mengapa ini berkesan? Sama seperti alasan dalam paragraf diatas yakni sebelumnya yang hidup dalam keadaan sama tiba-tiba harus hidup bersama orang yang berbeda keyakinan. Bagaimana tidak, dalam proses pembekalan sebelum hari H Grand Final dilaksanakan di tempat yang benar-benar bagiku, yakni bertempat di UKDW (Universitas Kristen Duta Wacana) karena kampus inilah yang kebetulan menjadi tuan rumah untuk Duta Mahasiswa tahun 2013.
            Dalam perjalanannya aku menemukan sangat banyak pengalaman menarik didalamnya, misalnya saja, ketika sudah mendengar suara adzan maka panitia yang notabennya adalah orang non muslim segera menghentikan aktifitasnya dan menunggu adzan hingga selesai untuk melanjutkan aktifitasnya. Aku tercengang dengan kejadian itu, ternyata mereka sangat menghargai perbedaan agama dan memberikan toleransi yang luar biasa terhadap penganut agama islam.
Tidak hanya itu saja yang menarik, ketika sudah masuk waktu sholat, merekapun tak canggung untuk mengingatkan kita sebagai umat mulsim untuk solat dan memberikan waktu kepada kita untuk melakukannya. Saat orang-orang muslim akan menunaikan ibadah sholat ini juga unik, setahuku dikampus yang berbasis agama kristen sudah barang tentu tidak ada yang namanya mushalla atau bahkan masjid. Benar saja, lantas dimanakah kami harus melaksanakan sholat? Apakah harus pergi menuju menuju masjid yang letaknya cukup jauh? Aku pikir itu akan sangat membuang-buang waktu saja, toh waktu yang diberikan kepada kami juga tidak terlalu cukup kami kesana. Panitia dari UKDW ternyata sudah menyiapkan hal tersebut, ruangan BEM ditata & disulap sedemikian rupa hingga layak untuk dijadikan tempat sholat sementara. Ini untuk kedua kalinya aku terheran dan terkesan terhadap apa yang mereka lakukan kepada kami. SubhanAllah. Aku terkesima melihat kejadian tersebut, entahlah rasanya seperti seseorang yang spesial saja, gumamku dalam hati. Ini berbeda sekali dalam pikiranku sebelumnya, aku menghawatirkan bagaimana aku bisa sholat di kampus yang aku yakin tidak ada mushollanya? Namun pikiran itu langsung hilang dan sirna sesaat setelah itu, meskipun sholat berdampingan dengan gambar Yesus dan salib yang menghiasi ruangan tapi tak apalah bagiku, yang penting aku berniat untuk menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim.
Kesimpulan !
Dari uraian ringkas kisah hidup keagamaan diatas, penulis menyimpulkan beberapa hal yang setidaknya dapat menjadi pembelajaran bagi orang-orang khususnya penulis itu sendiri. Kesimpulan yang dapat diambil adalah :
  1. 1.      Hidup bersama orang yang berlainan keyakinan dapat berjalan dengan nyaman dan baik asal ada toleransi dari keduanya.
  2. 2.      Toleransi keagamaan sangat penting bagi kelangsungan kehidupan yang damai, nyaman, tertib dan harmonis. Tanpa adanya toleransi antar umat beragama akan terasa sulit untuk bisa membina perdamaian antar umat berama.
  3. 3.      Toleransi dapat terwujud jika seseorang telah mempunyai rasa untuk menghargai keyakinan orang lain tanpa adanya perasaan merasa paling benar sendiri.
  4. 4.      Hidup bersama orang yang berbeda agama lebih menambah warna dalam kehidupan seseorang, asal hidup dalam keadaan yang damai dan saling menghargai.

0 komentar: