Penjelasan Ayat Q.S Al Mujadilah : 7
Nama : Asyhari Amri
öNs9r& ts? ¨br& ©!$# ãNn=÷èt $tB
Îû
ÏNºuq»yJ¡¡9$#
$tBur
Îû
ÇÚöF{$# (
$tB
Ücqà6t
`ÏB
3uqøgªU >psW»n=rO
wÎ) uqèd óOßgãèÎ/#u
wur >p|¡÷Hs~ wÎ) uqèd öNåkÞÏ$y
Iwur 4oT÷r& `ÏB
y7Ï9ºs
Iwur usYò2r& wÎ) uqèd óOßgyètB tûøïr& $tB
(#qçR%x. (
§NèO Oßgã¤Îm6t^ã $yJÎ/
(#qè=ÏHxå
tPöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$#
4
¨bÎ) ©!$# Èe@ä3Î/
>äóÓx« îLìÎ=tæ
ÇÐÈ
Artinya :
Tidakkah kamu
perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di
bumi? tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah
keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah
keenamnya. dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau
lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. kemudian
Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka
kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu (Q.S Al Mujadilah :
7)
Substansinya :
Allah selalu berada bersama seluruh
makhluk-Nya dan melihat segala perbuatannya yang dilakukan untuk nanti dibuka
di akhirat
Catatan :
Kesadaran tentang Allah selalu
melihat kepada kita setiap saat hendaklah dapat meningkatkan rasa malu kita
kepada Allah bila mau melakukan perbuatan maksiat.
Keterangan :
Dalam kehidupan sehari-hari manusia
mungkin banyak yang tidak tahu jikalau dirinya selalu diawasi oleh Allah SWT.
Banyak yang merasa jika apa yang mereka lakukan hanyalah sebatas dirinya dan
orang sekitar yang mengetahui, jadi sebagian orang dengan percaya diri akan
melakukan hal-hal negatif atau perbuatan yang dilarang oleh Allah
(kemaksiatan). Seakan-akan mereka tak peduli jika sesungguhnya apa yang
dilakukan selalu ada yang mengawasi. Banyak sekali contoh yang bisa kita lihat,
salah satunya adalah korupsi. Mungkin para koruptor menganggap jika apa yang
mereka lakukan secara diam-diam itu tidak akan ada yang tahu, namun bagaimana
Allah tidak mengetahui hal yang sangat sepele seperti itu?
Contoh lain dari pembahasan ini adalah kamera pengawas. Saat ini
mengetahui banyak diberbagai tempat yang memasang kamera pengawas (CCTV), mulai
dari bangunan sekolah, toko, kantor, hotel dsb. Kita ambil contoh saja di mini
merket, kamera dipasang diberbagai sudut agar pengelola bisa melihat semua
sudut ruangan agar bisa mengewasi setiap gerak gerik dari pengunjug agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencurian dan kehilangan barang.
Nah contoh tersebut mungkin kita bisa sedikit membayangkan, bagaikan saat kita
berada didalam sebuah mini market maka kita akan diawasi oleh pengelola dengan
sebuah kamera pengawas. Dalam kehidupan nyata sejatinya kita juga selalu
diawasi, bukan oleh kamera pengawas, melainkan oleh sang Maha Pengawas Allah
SWT. Kita hanya tidak sadar jika sesungguhnya Allah mengawasi setiap manusia
dan semua makhluk yang ada di langit maupun dibumi.
Sesuai dengan arti ayat diatas, jika
sudah disebutkan jika sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di
langit maupun yang ada dibumi. Dan Allah juga mengetahui tentang semua hal,
mulai dari hal yang kecil hingga yang besar, dari yang sepele hingga yang
sangat penting, Allah juga mengetahui segala sesuatu dari zaman lampau dahulu
hingga zaman yang akan mendatang. Dan sebagai manusia kita hendaknya merasa
malu, jika kita masih melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah, karena
dimanapun, kapanpun, kita akan terus diawasi dan diperhatikan Allah. Maka dari
itu sudah menjadi kewajiban kita untuk melaksanakan hal-hal kebaikan dan
kebajikan agar Allah bisa senantiasa hanya mencatat amal-amal baik dari
perbuatan kita, dan tidak mencatat amal-amal yang jelek. Karena sudah diketahui
jika amal baik (soleh) bisa mendapat ganjaran pahala, sedangkan amal buruk
(maksiat) tentu saja akan mendapatkan balasan berupa dosa bahkan neraka.
Orang-orang yang melakukan perbuatan
maksiat mungkin bisa saja menyembunyikan rahasianya terhadap manusia, dan
merasa dirinya sendiri yang mengetahui akan rahasia tersebut. Contohnya, ketika
ada seorang pencuri sedang mencuri di suatu rumah warga dan kebetulan tidak ada
yang memergoki dan menangkapnya, maka pencuri akan merasa telah sukses dalam
menjalankan kejahatannya. Karena selain sudah bisa mencuri dengan aman dia juga
nyaman karena tidak ada orang yang mengetahui jika dirinya adalah seorang
pencuri. Namun Allah yang Maha Mengetahui tentu saja mengetahui akan hal
tersebut, sebagaimana seperti yang ada dalam ayat diatas jika “tiada pembicaraan rahasia antara tiga
orang, melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan antara) lima orang,
melainkan Dia-lah keenamnya”.
Allah sudah pasti mengawasi seluruh hambanya, baik amalan yang soleh
maupun yang maksiat. Dan kita juga mengetahui jika segala sesuatu yang kita
perbuat di dunia ini pastinya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di
akhirat. Amal soleh akan diganti dengan pahala, dan imbalan atas pahala
tersebut adalah surga, yang telah dijanjikan oleh Allah. Begitu pula dengan
maksiat, maksiat akan dibayar dengan dosa, dan dosa akan diganti dengan neraka.
Jika manusia mampu memahami dan mengerti kalau sesungguhnya Allah selalu
mengawasai makhluknya, seharusnya kita hanya melakukan hal-hal baik (amalan
soleh) saja. Tidakkah seorang hambanya malu kepada tuhannya jika sebagai hamba,
banyak yang melanggar larangannya.
0 komentar: